Warung Bebas

Saturday, 17 September 2011

Starcraft Fever


"107,7 Youngsters FM radio, the adorable youngers, ada Lova lagi disini," kau memberikan kesempatan lagu penutup Ahjumma selesai, lalu berbicara lagi. "Seperti yang sudah Lova bilang tadi siang di After School, malam ini Lova tidak sendirian...."

"Ya, ada Sophie disini..." Sophie yang berbicara. "Karena ini pertama kalinya Love Potion disiarkan oleh dua orang, maka format acaranya juga berubah, spesial hari ini!"

"Bagi para youngers yang penasaran seperti apa format acaranya, stay tune terus di 107,7 Youngsters FM radio, the adorable youngers selama 60 menit kedepan bersama Lova dan Sophie di Love Potion," kau memutar satu single dari Bosson berjudul One in A Million, salah satu lagu favoritmu dan Henry.

Sometimes love can hit you everyday
Sometimes you can fall for everyone you see
But only one can really make me stay
A sign from the sky
said to me

"Va, makasih ya?" kata Sophie untuk kesekian kalinya hari ini. Sebagai tanda terima kasihnya ia membawakan makanan ringan banyak sekali untukmu. Kau dan Sophie memang sama-sama hobby makan. Kalau sedang tidak siaran, kau dan Sophie sering keluar bersama di mall atau sekedar menyusuri pinggir jalan mengeksplorasi kuliner. Herannya badan kalian tetap kecil seperti penderita cacingan.

"Iya, nggak apa-apa kali Phie," balasmu dengan sama ramahnya. "Udah kelar urusannya?"

"Sudah, kok." Sophie membuka sebungkus chips dan mulai menyunyah. "Makan, Ra." tawarnya. Ia menyodorkan chipsnya namun kau tolak.

"Aku nggak bisa siaran sambil makan, nanti nggak konsen. Itu beli makanan kok banyak banget sih, kayak mau pindahan?"

Sophie tertawa, "Yah, aku pikir kau akan makan bersamaku," Sophie mencomot segenggam chips dan memakannya sekaligus. "aku lapar sekali, seharian tadi sibuk mengurus visa dan blablabla, ribet banget."

Kau tertawa mendengarnya. Sophie, cewek bule yang menghabiskan hampir separuh hidupnya di negara asal ibunya, dan bahkan lebih fasih berbahasa Indonesia dari kebanyakan anak remaja sok-Inggris, mengeluhkan betapa ribetnya tinggal disini. Sedangkan banyak anak Indonesia terobsesi tinggal di luar negeri dengan alasan klasik, mengejar pendidikan yang lebih baik. Sungguh bertolak belakang dengan bule gila satu ini, yang rela melepas segala fasilitas di Jerman demi tinggal disini meskipun urusannya ribet. Dunia yang kau kenal terasa terbalik di hadapan Sophie yang sekarang sedang mengunyah chips bungkus kedua.

"107,7 Youngsters FM radio, the adorable youngers, ada Sophie dan Lova disini," sapa Sophie saat kau sudah memutarkan jingle radio kalian. "Kalau ada yang baru nyalain radio dan heran kenapa ada Sophie disini, itu karena hari ini adalah edisi spesial..."

"Hari ini Sophie akan membantu Lova membuat sandiwara radio kecil-kecilan yang sumbernya adalah kenangan cinta kiriman dari salah satu youngers," kau membaca scriptmu. "Cerita ini kiriman dari Ryan." Kau terdiam, merasa familiar dengan nama ini.

"Dear Lova dan Sophie, namaku Ryan. Aku seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu PTS. Langsung aja ya, ini salah satu pengalaman cintaku yang agak unik dan lucu," Sophie yang membaca. "Aku orang yang maniak game. Aku bisa menghabiskan waktuku berjam-jam di depan komputer demi main game online. Game favoritku adalah starcraft."

Kau teringat sesuatu. "Oh, iya. Lova inget. Ini Ryan yang tadi siang SMS di After School ya? Hai Ryan, semoga kamu mendengarkan ini ya, surat kamu sedang kita bacakan nih," Sophie memberikan scriptnya padamu, dia sudah menandai bagian-bagiannya. Kau membaca lanjutannya. "Nah, aku punya sahabat dekat, namanya Fandi, dia juga penggemar starcraft. Kita cocok banget dalam segala hal, mungkin karena kita punya kesamaan hobby. Masalahnya mulai muncul waktu penerimaan mahasiswa baru. Waktu itu ada salah satu maba yang menarik perhatianku. Anaknya nggak begitu tinggi, kalau senyum manis banget apalagi lesung pipinya.

"Wah, Ryan. Itu kan Sophie banget.." goda Sophie. Ia kemudian melanjutkan membaca. "Namanya sebut aja Risma. Dia sejurusan sama Fandi, namun masih satu fakultas sama aku. Sejak saat itu aku jadi sering main-main ke tempatnya Fandi, berharap bisa ketemu sama Risma."

Sophie mengoperkan kertasnya padamu. Giliranmu membaca. "Akhirnya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Suatu ketika Risma lewat didepan aku dan Fandi. Aku pun nggak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku pun segera cari informasi tentang dia, cara yang paling aman adalah nanya ke Fandi. Belum sempat tanya, dia sudah ngomong duluan sama aku."

"Yan, lihat deh, itu cewek gebetanku,"

"Hah? Itu gebetanku, kataku pada Fandi,"

"Kemudian kita berdua saling diam. Akhirnya kita memutuskan untuk bersaing secara sehat untuk mendapatkan Risma. Caranya? Dengan tanding starcraft tentunya." Giliranmu membaca. Kau dan Sophie saling mengoper kertas. Terutama bila ada dialog disela-sela ceritanya. Karena ini bertema sandiwara kecil-kecilan, cerita itu harus selesai dibacakan sekali tempo. Tidak terpotong oleh single atau commercial break.

"Akhirnya setelah hampir dua minggu kami bertanding starcraft ternyata akulah pemenangnya. Dan Fandi pun berjanji untuk membantuku mendekati Risma."


"Singkat cerita, dua minggu kemudian Fandi telepon aku. Katanya dia ada berita penting yang ada hubungannya sama Risma. Jadi, aku bela-belain kerumahnya walaupun sudah jam 10 malam."

"Sampai disana dengan santainya Fandi ngasih aku foto-fotonya Risma. Tapi disitu Risma nggak sendirian, dia foto dengan seorang cowok. Awalnya aku nggak curiga orang itu siapa, tapi kemudian Fandi bilang itu pacarnya Risma."

"Mereka sudah jadian sekitar satu bulan ini. Rasanya waktu mendengar berita itu duniaku mau runtuh. Kemudian Fandi mengeluarkan laptopnya dan memberikan padaku,"

"Sudahlah, bro. Ayo main starcraft aja. Aku mau membalas kekalahanku kemarin,"

"Akhirnya malam itu aku dan Fandi main game starcraft. Hasilnya? Aku kalah. Hahaha, ternyata kecintaan kami pada gadis itu tidak sebesar cinta kami pada starcraft. Thanks, Lova dan Sophie sudah bacakan ceritaku."

"Ya! Selesai.." teriak Sophie kegirangan saat kau menuntaskan membacamu. "Kita puter single dulu ya, youngers, setelah ini ada kejutan lagi dari kami berdua."

Kau berdiri dari kursimu, melakukan gerakan stretching ringan, Sophie mengikuti gerakanmu. Kau begitu lelah hari ini, selain harus siaran dua kali sehari, kau juga belajar hal yang baru hari ini.

"Gimana tadi siaran bareng kak Renata?" Tanya Sophie sambil meneguk air mineralnya. Kau menggeleng pelan, lalu ikut minum. "Kata temen-temen kamu diomelin gara-gara telat? Ah, maaf ya. Salahku kasih tahu kamunya mendadak."

"Nggak apa-apa kali Phie, lagipula dia marahnya cuma sesaat kok," kau mencomot sebungkus chips yang Sophie bawa dan memakannya. "Ini sudah aku anggap permintaan maaf,"

"Hahaha," Sophie tertawa sambil menyeka sudut matanya yang berair. "Ambil aja semua, nggak ada artinya semua itu dibanding persahabatan kita,"

"Tapi buatku chips ini lebih penting," katamu sambil mengunyah banyak-banyak. "Soalnya aku kelaparan."

"Hahaha, iya, makan aja semua."

"Beneran ikhlas?" kau menyodorkan sebungkus chips yang tinggal setengah. Sophie tergoda juga, ia mengambil segenggam dan memakannya sekaligus. Kalian tertawa bersama, that's what friends are for…

"Eh, ngomong-ngomong, habis ini kita mau ngapain? Kamu bilang kita ada program khusus?" tanyamu disela-sela kunyahan.

"Hah? Aku kira kamu udah siapin formatnya?"

"Nah? Kan nggak ada bos besar Andra…"

"Yaudah deh, buka line telepon aja beres kan?" Kalian tertawa lagi. Sophie membuka sebungkus chips lagi. Hari ini kalian pesta chips berdua. Seperti selayaknya sahabat.

You're one in a million
You're once in a lifetime
You made me discover one of the stars above us


~ (oleh @nadhiasunhee)

0 comments em “Starcraft Fever”

Post a Comment