Warung Bebas

Thursday, 22 September 2011

'In Reply To' yang Tak Kunjung Henti #11

 (Randhy_)          :  @biandadeti jadi, apakah kejutan hari ini bisa diterima?' Bisa untuk membayar kejutan yang salah kemarin?
(biandadeti)       : @Randhy_ Jadi ini sengaja untuk membayar surprise yg gagal kemarin? Gila kamu gila! :')
(Randhy_)           : @biandadeti kamu yang bikin aku gila duluan. Kamu ngga suka? :'(
(biandadeti)       : @Randhy_ Lho aku ngapain sampai membuat kamu gila randhy? Aku suka kemarin..... :')
(Randhy_)           : @biandadeti hanya berpose diam menjadi avatar saja sudah membuat aku #deg!
(biandadeti)       : @Randhy_ Yasudah perhatikan saja avatarnya terus. Tidak perlu bertemu aku lagi pun tidak apa2 kan?
(Randhy_)           : @biandadeti andai setiap avatar dan fotomu, bisa bergerak dan bercerita tentangmu setiap saat. Ah. Aku tetap butuh fisikmu.
(biandadeti)       : @Randhy_ Jika memang kamu menginginkan itu, bayangkan saja diri aku saat bertemu dirimu kemarin. Aku pun butuh yang sama.
(Randhy_)           : @biandadeti andai bayanganmu kemarin itu sempat aku rekam seperti voice note yang kamu kirim. Aku lupa, terlalu sibuk memperhatikanmu. :')

Hahahaha. Ya, Bian sempat mengirimkan voicenote ucapan "Selamat Pagi Pak Dokter" karena setelah sebelumnya ia mendapatkan kode dari Randhy bahwa itu adalah cara untuk membangunkan dia dari tidurnya. Seringkali Randhy bangun kesiangan, dan dia pun sudah tidak percaya lagi pada kokoknya ayam. Maka, Bian berinisiatif untuk membangunkannya dengan cara lain.


(biandadeti)       : @Randhy_ Memang kamu memperhatikan aku? Justru aku yang selalu memperhatikanmu ketika kamu berbicara. Dan aku ingin kembali ke waktu kemarin
(Randhy_)           : @biandadeti every single of you. Sampai akhirnya kereta itu membawamu pergi dariku. Menjauh. :'(

"Terharu. Ternyata Randhy juga memperhatikan gue ya.... :') "

(biandadeti)       : @Randhy_ Kamu tahu, kemarin aku mencari sosokmu di balik Jendela kereta. Aku berharap kamu mengantarkan aku hingga benar2 berangkat. :'(
(Randhy_)           : @biandadeti jadi surprise kemarin gagal lagi? Maaf ya, aku engga sebaik yang kamu harapkan. :'(
(biandadeti)       : @Randhy_ Siapa bilang gagal? Seandainya kamu nunggu aku pasti hal itu akan jadi sempurna skali.
(Randhy_)           : @biandadeti mudah-mudahan, bila masih ada nafasku, dan masih sanggup ragaku untuk mempersembahkan yang lebih baik. Someday I will. :)
(biandadeti)       : @Randhy_ Ya, dan aku tidak akan berharap banyak untuk itu. Nanti aku bisa semakin gila. :)
(Randhy_)           : @biandadeti harapan adalah akumulasi mimpi dan doa, namun dapat terintervensi oleh keragu-raguan dan ketidakpercayaan. Masih mau berharap?
(biandadeti)       : @Randhy_ Kalau memang begitu, sampai kapanpun aku akan mencoba menghindari ktidakpercayaan dan keragu-raguan itu.
(Randhy_)           : @biandadeti bolehkah aku jadi orang yang mengemban kepercayaanmu itu? Kalau iya, sungguh satu tugas yang amat berat, tapi membanggakan. :')
(biandadeti)       : @Randhy_ Mengapa itu menjadi tugas yang berat dan membanggakan bagimu?
(Randhy_)           : @biandadeti pasti semua laki-laki mau ada di posisi aku sekarang ini
(biandadeti)       : @Randhy_ Posisi seperti apa? Apakah itu tugas yang berat?

...

Sangat lama menunggu balasan tweet terakhir tersebut. Walaupun mereka semakin sering berkomunikasi via BBM dan telepon, tapi tetap saja Bian mengharapkan Randhy tetap meneruskan percakapan fiksinya di twitter. Padahal bisa dibilang, percakapan mereka di kehidupan nyata pun tidak jauh beda. Semakin dekat bahkan selayaknya orang yang sedang berpacaran.

*bersambung..


~ (oleh @biandadeti)

0 comments em “'In Reply To' yang Tak Kunjung Henti #11”

Post a Comment