Warung Bebas

Wednesday 28 September 2011

'In Reply To' yang Tak Kunjung Henti #16 (Tamat)


Minggu pagi, 18 September 2011

Sesaat setelah bangun dari tidurnya, Bian langsung mengambil 
blackberrynya untuk menyapa Randhy.

"Pagi sayang. Kereta jam 8 malem ya?"

"Iya.. Hari ini aku mau jalan-jalan sama temen-temen aku, kamu ikut ya. Nanti aku kenalin"

"Malu. Jalan-jalan kemana?"

"Gak tau. Tapi kayaknya ke pantai deh. Ngikut aja, nanti malem dianter mereka ke stasiun."

"Gitu? Gak apa-apa emang aku ikut?"

"Iya dong. Nanti kamu siap-siap ya sayang, abis Dzuhur dijemput."

"Oke.."

***

Setelah mendapatkan telepon bahwa Randhy dan teman-temannya sudah sampai di depan kost, Bian langsung menuju ke mobil dan berkenalan dengan teman-temannya Randhy yaitu Tia, Arif dan Andi.

Perjalanan menuju pantai Bian isi dengan membaca novel, walaupun sesekali Randhy mengingatkan bahwa jangan membaca terlalu dekat dan gelap. Tapi Bian tetap membacanya.

Hari terakhir Bian bertemu Randhy, sangat ia nikmati dengan memanfaatkan momen-momen terakhir bersamanya. Sampai akhirnya tidak terasa kebersamaan mereka sudah berada di sore hari, artinya semakin sedikit waktu yang tersisa.

Ingin sekali Bian meminta satu hari lagi agar bisa bersama dengan Randhy, namun Bian mengerti masih banyak yang harus diselesaikan oleh Randhy dan merelakan ia kembali ke Jakarta.

Jam 8 malam kurang, Bian sudah berada di stasiun. 3 hari kebersamaan mereka pun terasa sangaaaat cepat dan Bian ingin mengulangnya lagi. Sampai tiba-tiba terdengar ada pengumuman bahwa kereta akan segera berangkat dan Randhy berpamitan kepada teman-temannya.
Dan terakhir, dia berpamitan kepada Bian lalu mereka berpelukan.
"Aku pulang ke Jakarta ya."

"Iya, jangan macem-macem sayang. Aku percaya sama kamu. Kabarin aku terus ya."

"Kamu. Kuliah yang rajin."

Pelukan yang sangat singkat itu membuat mata Bian semakin berkaca-kaca. Berat rasanya untuk melepaskan Randhy dan mulai menjalani status sebagai LDR. Tapi Bian yakin, tidak lama lagi mereka akan segera bertemu.
***
Setelah kejadian itu pun, rasa sayang Bian semakin dalam. Dan Bian juga merasakan Randhy juga sangat menyayanginya. Hingga suatu hari, mantan pacar Bian tiba-tiba BBM. Mantan yang sempat mengajak balikan tapi ditolak oleh Bian karena playboy, melihat Display Picture Bian yang sudah berganti memasang foto bersama Randhy,

"Pacar baru? Katanya gak mau pacaran? Katanya mau langsung nikah?"

"Lho emang kenapa? Emang gak nyari pacar kok. Nyarinya calon suami."

"Yakin? Keliatannya sih ya, ini keliatannya, palingan gak bakal tahan lama. Kita liat aja."

"Tau dari mana? Seneng ya kamu, hobi banget gak suka liat orang bahagia? Namanya juga tetep usaha dan doa."

"Ya liat aja ntar."

"Ya mohon doanya aja ya semoga langgeng."

Bian tidak mau meneruskan percakapannya lagi karena terlihat percuma dan sangat membuang-buang waktu.

Mungkin orang lain juga memiliki pikiran yang sama, mantan Bian hanyalah salah satu dari orang-orang di luar sana yang memiliki kesamaan pendapat, tapi Bian tidak pernah ambil pusing, tidak peduli apa kata orang yang berpendapat: 
"Perkenalannya cepat, jadiannya cepat, putusnya juga cepat"

"Toh yang ngejalanin gue sama Randhy, yang tau perasaannya gimana cuma kita berdua, yang ngejalaninnya pun cuma kita berdua. Kalau ada masalah atau apa, cuma untuk kita berdua. Kenapa orang lain repot membicarakan hubungan gue? Kenapa orang lain yang ngurusin? Kita malah santai-santai aja."

***

Beberapa minggu kemudian..

Rasa rindu yang selalu meningkat setiap harinya membuat Bian ingin segera kembali bertemu dengan Randhy.. Tapi apa daya, kesibukkan keduanya yang sangat sulit untuk meluangkan waktu. Tapi semua bisa diatasi dengan mengirimkan voice note, foto, dan saling telepon.

Dan sampai kapanpun menunggu balasan 'in reply to' di twitter dari Randhy tidak akan pernah ada, karena semuanya sudah terjawab di dalam dunia nyata dan Bian sangat menyukai itu.

***
"Rasa sayang aku ke kamu muncul bahkan sebelum aku bilang 'Halo, nama saya Randhy' dan kita bersalaman. Bulan lalu kamu bukan siapa-siapa aku, i didn't even see you were coming, tapi malem ini, cuma kamu yang bikin aku berulang-ulang liatin gallery foto dan senyum-senyum sendiri.

Kamu itu adiktif.

Aku selalu percaya semua jalan sudah ada yang ngatur. Allah works in mysterious ways, and so does love."

–Randhy Fazralimanda Effendy

TAMAT


~ (oleh @biandadeti)



*Cerita ini berdasarkan kisah nyata dengan sedikit perubahan susunan kata dalam kalimat. Jumlah cerita dibuat sesuai tanggal jadian, yaitu 16.

0 comments em “'In Reply To' yang Tak Kunjung Henti #16 (Tamat)”

Post a Comment