Warung Bebas

Sunday, 25 September 2011

'In Reply To' Yang Tak Kunjung Henti #14

Tanpa berpikir panjang Bian segera keluar kost dengan rambut berantakan dan baju rumah seadanya. Padahal Bian tau sesaat lagi dia akan bertemu orang yang sangat spesial baginya.
* membuka gerbang kost*

Bian melihat ada 2 mobil di depan kostnya dan beberapa orang di dalamnya turun menuju Burjo (tempat menjual Bubur Kacang Ijo)

"Wowwwww gila kamu Randhy! Ngapain ke sini?"

"Ya kan surprise!"

"Gila surprisenya kamu. Gak ngerti banget deh kamu senekat ini. Jadi ini sama temen-temen kamu bareng semua dari Jakarta? Wow!"

"Gak kok. Mereka temen-temen SD aku yang kebetulan kuliah di Jogja. Aku dari Jakarta naik kereta tadi pagi, dan baru sampai magrib barusan."

Seketika Bian tersentuh, karena memang Randhy menjadi cuek dan beda setelah kejadian itu. Tapi ternyata dia mempersiapkan sesuatu.

"Jadi kamu sendiri kesini naik kereta? Kenapa gak bilang dulu?"

"Ya namanya juga surprise kan."

"Hmm.."

"..."

"Eh kok bisa ke kost Annisa?"

"Iya aku liat
foursquare kamu. Di situ adanya kost Annisa, makanya aku kira kamu di kost itu jadi aku langsung aja yakin ke sana."

"Hahahaa iya itu kost aku dulu, tapi sekarang udah pindah ke sini."

"Ya aku gak tau, cuma bermodalkan
foursquare."

Sembari mereka bercakap-cakap, ada seseorang yang memperhatikan yaitu Pak RT.
Ya, Pak RT yang rumahnya tepat berada di depan Kost Putri selalu memantau anak-anak kostnya. Membuat peraturan yang bisa dibilang lumayan ketat. Salah satunya tidak boleh ada yang bertamu melewati pukul 9 malam.

Apalagi saat itu, Randhy datang jam sudah menunjukkan pukul 21.30 lewat.

"EHEEMMMM EHEEMMMM."

Entah batuk atau memang sengaja, Pak RT berulang lagi mengulang seperti itu. Bian langsung merasa tersinggung dan langsung berkata,

"Pak.. Maaf ya sebentar ini teman saya jauh-jauh datang dari Jakarta."

"Oh iya mbak, iya."

Lalu Bian pun melanjutkan percakapannya dengan Randhy di gerbang kost.
                                                                                            
"Jadi sampai kapan kamu di Jogja?"

"Sampai Minggu malam, aku udah beli tiket kereta untuk pulang juga."

"Wow oke, besok berarti kita main ya!"

Bian tidak mampu untuk menyembunyikan sikap kepura-purannya kalau dia benar-benar menyukai dan menyanyangi Randhy.

"Iya, makanya sengaja beli hari Minggu juga."

"Eh, jadi tadi kita BBMan itu sebenarnya kamu otw ke sini? Gila hahahahahhaa."

"Iya, aku td Magrib langsung dijemput sama Arif dan aku nginep di kaliurang nanti."

Saking terlalu menikmati pertemuannya dengan Randhy, Bian tidak ingat bahwa saat itu sudah terlalu malam dan Pak RT bolak balik sambil 'mengingatkan'.

Lalu tiba-tiba Pak RT pun datang menghampiri mereka berdua dan menyimak obrolan mereka. Sangat memperhatikan. Lalu berkata,

"Mbak.. Mas.. Tolong saya.. Ini sudah malam, sudah lewat dari jam bertamu."

"Iya pak bentar lagi ya, ini teman saya jauh dari Jakarta"

"Iya saya mengerti, tapi tolong juga mengerti saya. Tidak enak dilihat tetangga, kalau di Jogja beda dengan di Jakarta ya Masnya."

DEG! Akhirnya Bian segera mengakhiri pertemuannya sambil memberi kode kepada Randhy. Tapi ia meminta perpanjangan waktu..

"Pak sebentar lagi aja ya Pak? Sebentaaarr.." pinta Randhy sambil memohon-mohon.

Sebelum Pak RT menjawab akhirnya Bian berkata, "Yaudah nanti telepon aja ya Ran."

Sambil berlalu masuk ke dalam kost dan tanda kecewa dengan Pak RT.
*handphone berdering*

"Hallo.. Randhy maaf banget ya, rese emang itu Pak RTnya!"

"Iya gpp kok, aku mau pulang ya. Ini anak-anak juga udah selesai ngeburjonya."

"Iya maaf ya, besok kita ketemu oke!"

"Hmm iya.. Eh.. Sebenarnya tadi itu ada yang mau aku omongin tapi keburu Pak RT dateng."

"Iya, kenapa Randhy?"

"Hmm... Kamu mau jadi pacar aku?"

*bersambung..


~ (oleh @biandadeti)

0 comments em “'In Reply To' Yang Tak Kunjung Henti #14”

Post a Comment