"i'm homeeee..", teriakku pada di beranda rumah. Aku sudah terlalu rindu pada hamparan kebun lily ku.
Perjalanan pulang kami dari Yogya menuju Jakarta pagi tadi terkesan sangat tergesa. Pasalnya tumben banget Nalen pulang memilih naik pesawat. Usut punya usut ternyata dia harus segera menyiapkan dokumen-dokumen yang harus dibawanya besok saat tugas ke daerah Timur Indonesia --yang jujur saja sampai saat ini pun aku ga tahu daerah tujuan tugasnya kali ini.
Bogor sore hari.
Ini waktuku bercengkrama dengan hamparan kebun lily ku. Mulai sekarang tidak perlu merasa khawatir lagi kalau harus meninggalkan rumah untuk waktu yang agak lama. Ya, selama seminggu ini ada Ahmad yang menjaga rumah kami. Ahmad adalah seorang karyawan Jemari sekaligus orang kepercayaan Nalen. Selama kami tinggal ke Yogya, sudah menjadi tugas Ahmad untuk membersihkan rumah dan menyiram kebunku setiap sore, yang tugasnya sudah ku ambil alih hari ini
Sesiangan tadi begitu sampai aku hanya melihat Nalen berbincang sebentar dengan Ahmad lalu keduanya pamit pergi ke Jerami. Nalen sih bawa tas laptopnya, kalau begini biasa ia akan pulang larut malam. Hanya itu yang bisa ku ingat dari kejadian tadi siang, karena setelah membongkar tas ransel bawaan kami yang dari Yogya kemarin aku langsung tertidur pulas. Entah kenapa belakangan aku memang gampang sekali lelah, mau nya tidur terus atau memang dasar aku nya malas mungkin ya hehe..
Tak banyak yang bisa ku ceritakan tentang hari ini karena yang tersisa dari liburanku kemarin ada dua : Separuh kenangan masa laluku yang sepi tanpa mereka dan Nalen yang bersungguh-sungguh menyenangkan hatiku selama disana. Sepertinya memang Nalen tak akan memberiku kesempatan sedetikpun untuk termenung-menung bersedih. Bersyukur sekali aku memiliki sosoknya di sampingku. Selalu di sampingku lebih tepatnya.
Seminggu, dua minggu atau bahkan sebulan ke depan aku akan tinggal sendirian di rumah ini. Suamiku Nalen akan pergi bertugas ke Timur Indonesia. Selain daerah tujuannya aku belum tahu ternyata aku juga belum tahu berapa lama ia akan bertugas disana. Aku di ajak sih sebenarnya tapi karena ku pikir aku masih banyak tanggungan tulisan dan pesanan kain batik untuk pernikahan anak sahabatnya Papi di Jakarta jadi ada baiknya aku tetap tinggal di Bogor dan menyelesaikan segala kewajibanku.
Untung saja kemarin di Yogya aku sempat ke Pasar Beringharjo belanja kain, lilin dan pewarna batik. Karena ternyata pesanan batiknya tidak hanya untuk kedua mempelai tetapi dua pasang orang tua mereka pun juga tak kalah minta di buatkan. Nanti akan ku buatkan dengan corak yang berbeda, yang jelas tak akan membuang corak khas Solo andalanku.
Kesendirianku di rumah akan di mulai dengan besok setelah aku mengantar Nalen ke Bandara Soekarno - Hatta. Oh ada baiknya aku akan membuat jadwal kesendirian di rumah menjadi mundur, aku akan mengunjungi Papi dan bermalam di sana barang semalam atau dua malam. Aku sudah sangat merindukannya, apalagi tadi Papi menyempatkan diri menelfonku memastikan aku sudah sampai Bogor dengan selamat. Hal-hal kecil tanda perhatiannya yang seringkali membuatku ingin segera menemuinya untuk sekedar memeluk barang lima menit sebelum akhirnya kita berdua akan tenggelam bersama tawa di dapur rumah. Nanti aku akan minta ijin, Nalen pasti tidak akan keberatan kalau aku bermalam di rumah Papi untuk beberapa hari.
Baiklah sepertinya aku akan membuat sedikit masakan di dapur. Biarpun sudah makan di luar terkadang Nalen akan tetap menanyakan jatah makan malamnya. Selamat berakhir pekan!
-Raina Kalea Nara-
oleh : @ukakuiki
Aku datang Morotai..
"Mas Nalen mau minum apa atau mau makan sekalian??", Kata ahmad setibanya kami berdua sampai di Jerami.
"Wah biasa aja deh mad, kopi item gulanya dikit aja, makan gak usah deh aku gak lama-lama kok, kasian Naya dirumah sendirian lagipula aku besok berangkat ke Morotai", sahutku.
"Din, kopi dua ya satu buat Pak Nalen satu lagi buat saya", kata Ahmad kepada didin, salah satu karyawan Jerami
Ahmad orang bogor asli, dia adalah orang yang kuserahkan keuangan Jerami. Ahmad masih saudaranya temanku kuliah dulu. Ia lulusan SMK jurusan akuntansi, tetapi pengalaman kerjanya sudah cukup banyak. Anaknya baik, pintar, rajin juga jujur. Aku mempercayakan Jerami kepadanya, jika aku dan naya sedang tidak sempat kesana.
"Gimana kemarin Mad waktu aku ke Yogya? Rame Jerami?", Tanyaku kepada Ahmad.
"Rame mas, kayaknya orang bogor udah mulai banyak yang tahu tempat ini", Jawabnya kembali.
"Oh gitu, baguslah. Oiya mad kemaren Naya beliin oleh-oleh kaos Dagadu buat kamu tuh, tapi aku lupa bawa. Besok aja ambil kerumah ya",
"Wah oke mas besok saya ambil, makasih banyak ya", sahut Ahmad.
"Bukan Cuma kamu aja sih yang dikasih naya, anak-anak Jerami semua dikasih. Kamu sekalian aja bawain ya, sama Bakpia masing-masing 1dus",
"Siap Mas, beres saya kasihin ke anak-anak", Jawab Ahmad.
"Mas nalen mau kemana tadi?", tanya Ahmad kepadaku
"Ke Morotai Mad", Jawabku.
"Morotai Maluku mas?", Tanya Ahmad kembali
Belum sempat aku jawab pertanyaan Ahmad, teleponku bordering. Ternayata Naya.
"Halo Nay, kenapa telepon? Kangen ya?hehehe.", Candaku ke Naya.
"Ihh.. Geer!! Kamu pulangnya jangan malam-malam Len belom packing, besok belom lagi kalo kamu bangunnya siang, kan pesawatnya siang besok?", Cerocos naya. (Bener-bener Naya berarti ini yang telepon, bawelnya gak ngebuang.. haha)
"Siap sayang, ini abis segelas juga pulang. Aku mau nitip-nitip ke Ahmad dulu, soalnya kayaknya lama nih aku disana", Jawabku,
"Kamu emang mau kemana sih Len, dari kemarin gak bilang-bilang mau kemananya?huhh", Kata Naya sedikit ngambek-ngambek manja.
"Udah deh nanti aja aku kasih tauin di rumah, ini juga bentar lagi balik. Hihihi", Goda aku kembali.
"Ihhh nyebelin banget sih kamu Len. Awas gak aku bukain pintu!!", Jawab Naya.
"Yaudah aku tidur Jerami, week", Jawabku tak mau kalah.
"Hihihi, gak kok sayang, udah dong cepet pulang! Besok kan aku udah ditinggal lagi", Kata Naya.
"Iya sayang ini pulang deh", Sahutku.
"Oke", jawab naya.
"Daghh", Kataku sembari menutup telepon.
Akhirnya setelah berbicara dengan Naya lewat telepon tadi aku kembali melanjutkan obrolan dengan Ahmad.
"Oiya mas, td Morotai Maluku Utara?", Sambung Ahmad kembali.
"Iya Mad, disana dibawahnya Filipina", Jawabku.
"Waduh jauh amat ya mas?", Lanjut Ahmad.
"Iya mad, perjalanan kesananya itu katanya sih lumayan ekstrem. Aku harus ke sophihie dulu ibukota Maluku Utara, baru dari sana naik kapal lagi. Gak ada sinyal lagi. Hehe.", Sahutku.
"Emang ada apa mas kesana?", Tanya Ahmad lagi.
"Ini kan Morotai lagi mau ngadain Sail Morotai, nah aku sama temanku diminta sama Kemenbudpar untuk mencari tahu seluk beluk Morotai yang masih belum terekspos oleh masyarakat luas, baik itu dari sisi kesenian, budaya masyarakat dan sejarahnya.", Jawabku singkat.
"Wah mantab banget yam as, jalan-jalan. Pasti tempatnya bagus banget tuh mas". Sahut Ahmad.
"Iya mad aku udah coba browsing tentang Morotai, Cuma decak kagum yang bisa aku lakukan. Bagus banget itu pantai-pantai disana.",
"Sukseslah mas, oiya mas sebenernya aku ada rencana untuk Jerami kedepannya", Ucap Ahmad.
"Apa tuh Mad?", Tanyaku singkat.
Sesaat setelah aku bertanya kepada Ahmad, aku teringat akan janjiku yang segera pulang kepada Naya.
"Begini mas aku punya usul gimana jika disatu atau dua malam, Jerami mengadakan live music. Standard aja sih gak usah band, akustikan juga bagus. Kebetulan aku punya kenalan yang orang yang bersedia ngisi.", Kata Ahmad.
"Ehmm.. Gini deh Mad, gimana kalau kamu bicarakan sama Naya. Sekarang aku harus pulang nih, belum packing trus Naya juga nunggu dirumah. Tapi pada intinya sih alku setuju sama saran kamu, nanti obrolin lagi deh ya sama Naya, karena nanti selama aku pergi Naya mau sering-sering kesini katanya." Jawabku.
"Oh gitu, oke deh nanti saya coba bicara sama Mbak naya ya Mas",
"Yaudah ya Mad aku pulang sekarang udah jam 9, titip Jerami sama naya ya Mad pas aku pergi", Ujarku.
"Sip deh ma sati-ati ya", Balas Ahmad singkat.
Setelah berpamitan dengan seluruh awak Jerami (aku lebih suka menyebut awak pada anak-anak yang bekerja di Jerami) aku segera bergegas menaiki motor kesayanganku dan kembali kerumah. Aku sering sebenarnya bepergian dan bahkan dalam jangka waktu yang lama, baik itu dengan Naya ataupun tanpa Naya, tapi kenapa kali ini aku sedikit khawatir ya? Bukan mengkhawatirkan apa-apa sebenarnya, tapi lebih kearah perasaan bersalah. Ahh mungkin semua karena aku dan Naya benar-benar tengah bahagia akan rumah kami dan tiba-tiba aku harus meninggalkannya sendiri, tetapimudah-mudahan tidak akan ada apa-apa.
Sepanjang perjalanan aku berdialog dengan diriku sendiri, tak terasa tikungan demi tikungan aku lalui hingga akhirnya tiba juga dirumah.
"Nay.. Nay..",
"Udah tidur belum?? Aku diluar nih, bukain pintu dong!", Ucapku.
Lama tidak ada suara. Akhirnya aku buka saja menggunakan kunci duplikat yang selalu aku selipkan didompetku. Teryata Naya sudah kepulasan disofa, haduuhh.. kebiasaan deh ni orang. Aku sengaja tidak membangunkannya dan memindahkannya ke kamar. Hal yang pertama aku lakukan saat itu adalahpacking dan aku menyiapkan pakaian dan perlengkapan untuk 2 minggu.
Tak terasa hampir sejam aku packing dan Naya benar-benar tidak tebangung sedetik pun, Naya benar-benar lelah rupanya. Selesai packing aku langsung menuju ruang makan, aku lihat masakan dibawah tudung saji. Rupanya Naya masak tumis kangkung dengan terong balado, tanpa ragu aku santap makanan itu.. hehe. (tadi kan di Jerami gak jadi makan)
"Nay.. Nay.. bangun yok kita pindah ke kamar.", Aku membangunkan Naya yang selimutan di sofa ruang TV.
"Eh kamu Len, baru dating?", Sahutnya dengan mata yang masih sipit karena baru saja terbangun.
"Gak kok sayang, aku udah dari tadi sampe. Aku udah packing udah makan masakan kamu yang lezat. Hehehe", Jawabku.
"kok gak bangunin aku?", Kata Naya.
"Ahh apanya yang gak bangunin, kamu aku bangunin gak bangun-bangun. Dasar Kebo.. hihihi", Seketika itu juga aku angkat Naya dari sofa ke kamar tidur.
"Wahh asikkk bisa terbang.. hehehe.", Canda naya.
Sampai disini dulu ya sudah malam, aku dan Naya mau istirahat. Hehehe, Sampai bertemu di Morotai! =)
Nalendra Jaleswara
Bogor, 22.403 WIB
~ (oleh @sthirapradipta)