Dikurangi tidur enam jam saja cukup, sisanya delapan belas jam.
Efektifnya waktu berfikirku hanya 1/2 dikali delapan belas jam, yaitu sembilan jam. Sisanya? Sibuk ngusir kamu dari teras benakku. Hampir tiap kali, aku harus menghimpun konsentrasi untuk benar-benar berkonsentrasi. Tidak pake embel-embel mikirin situ, yang mungkin udah gak pernah lagi mikirin sini.
"We hire people for attitude, we train people for skill"
Aku gak pernah lupa kalimat itu. Manusia dibedakan dari reaksinya. Reaksi atau tindakan yang keluar pada saat dia menerima aksi. Bisa kegembiraan, bisa kesedihan. Bisa emosi positif, bisa emosi negatif. Bisa sesuatu yang membangun, bisa sesuatu yang menghancurkan. Yang paling menakjubkan adalah kedua kutub, bagaimana manusia menerima pujian dan juga tekanan.
Harusnya aku hancur, berkeping-keping. Ketika satu poros yang tak kelihatan dicabut begitu saja. Ketika gravitasi tidak lagi berlaku. Harusnya aku nihil. Tapi tidak….anehnya aku tidak.
Aku bertahan saat kau tiada. Aku bernafas dan membuktikan sendiri, "Dia tidak mau aku menemui tanda titik sebelum waktunya. Dia masih ingin menjadikanku sesuatu untuk kehidupan orang lain. Aku rupanya masih berarti. Walau mungkin tidak untukmu…tidak sama sekali."
*****
I've send you apologies, more than once. Maybe it's not enough. There's no feedback from you. Not even a word. And time flies…then I wonder…
Apa yang kita lalui bersama, apa yang pernah kau perbuat padaku dan untukku, apa yang pernah kita perdebatkan. Bagaimana kau jarang mengucap I lOVE YOU, tapi diam-diam jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat ketika mendengarnya. Bagaimana aku ingin tahu tentang dia, tapi hanya diam-diam menebak dalam keheningan. Bagaimana kau selalu membuatku cemburu dan tidak pernah menunjukkan kau cemburu di depanku.
Kau sungguh aneh,
kau berbeda.
Ada masa-masa dimana aku merindukan text message darimu di pagi hari. Telepon yang sesekali mengganggu fokusku. Atau sekedar email makanan dan minuman yang ada di depanmu. Bisa juga emailmu yang berisi "no email for me today?".
Ada saat-saat dimana aku melihat kamu sebagai tujuanku bangun pagi. Bahkan di saat akhir pekan. Atau karnamu aku pulang larut malam, melewatkan kesenangan dengan teman-temanku, melupakan sejenak anak-anak anjing yang rindu bermain denganku di rumah.
Ada malam-malam dimana aku memimpikanmu. Semakin sering akhir-akhir ini, tentang kencan-kencan kita, tentang perbincangan dan perdebatan yang tak pernah ada, tentang perasaanmu padaku. Yang semakin memudar bayangan-bayangannya dengan bertambahnya hari.
Ada waktu dimana aku mencintaimu, aku yang tidak pernah mau mengorbankan aku untuk orang lain.
Ada waktu, ya...pernah ada. Dan mungkin, ini saatku aku mulai membiasakan dan memberanikan diri tuk berkata,
I once loved you……..
~ (oleh @mistybusy)