Warung Bebas

Wednesday 28 September 2011

'In Reply To' yang Tak Kunjung Henti #15


"Harus dijawab sekarang?"

"Ya terserah kamu sih. Lebih baiknya sekarang. Sebenarnya aku dateng ke sini emang niatnya mau nembak kamu, tapi tadi keburu Pak RT dateng."

"Kalau besok-besok? Kan kamu masih di Jogja jg, besok kita ketemu kan?"

"Iya.. Ya udah terserah."

Gak ada yang bisa ngegambarin perasaan Bian saat itu, deg-deg-an gak karuan. Senang juga, tapi tiba-tiba terpikirkan bahwa Bian pernah janji pada dirinya sendiri untuk tidak main-main lagi. Tidak ingin berpacaran karena malas suatu saat akan putus lagi.
Tapi untuk hal yang satu ini rasanya ingin segera Bian menjawab "Ya" karena memang Bian yang duluan menyukai Randhy.

"Randhy.. Kamu tau sendiri kan aku males pacaran? Aku takut ntar putus lagi. Males."

"Iya aku tau. Aku juga udah bilang, ya terserah kamu kok."

"Lagipula kalau dijalanin nanti kita LDR dong?"

"Iya LDR. Gimana?"

Mendengar kata LDR pun Bian rasanya sangat sesak. Tidak tahu akan kuat menjalaninya atau tidak. Tapi kalaupun tidak LDR, toh tidak akan bertemu setiap hari juga. Karena Bian memiliki jadwal kuliah dan kegiatannya yang lumayan padat, dan Randhy pun sibuk mempersiapkan urusan rencana perkuliahannya lagi. Dan Bian sangat sepakat ketika ada yang libur, jika kondisi dan waktunya memungkinkan, salah 1 harus mengunjungi.

"Ya"

"Yakin?"

"Iya.."

"Oke, kita jadian deh."

...

"Duuhh Randhy.....  AAAAAAA MASA AKU PUNYA PACAR? TERHARU!!"

"Iya yaudah kalau gitu ya, nanti di telepon lagi. Aku pulang dulu ya sayang, ini udah di jalan sama anak-anak."

Absurd? Memang. Keduanya memang
  sama-sama tidak jelas dan akhirnya dipertemukan. Tapi, saat itu Bian senang sekali hingga menuju tidur pun ia selalu tersenyum. Dan tidak sabar menunggu hari esok.


***

"Nanti aku jemput abis Magrib. Dandan yang cantik ya."

"Gak bisa dandan. Kamu terima aku apa adanya dong."

"Oh iya, gak usah dandan juga kamu udah cantik."

"Duh ya, masih aja doyan ngegombal? Mau ke mana kita nanti? Makan? Nonton?"

"Gampang mau ke mana aja, nanti yang penting kita ketemu dulu."

Hari itu Sabtu, pagi hingga sore hari Bian tetap kuliah sampai sore. Sepulangnya ke kost, ia dengan semangat mandi dan siap-siap dijemput Randhy setelah shalat Magrib.
*handphone berdering*

"Aku udah di depan kost ya."

"Oke"

Beberapa langkah kaki keluar dari gerbang kost, Bian melihat rumah Pak RT di depan ternyata sepi dan tidak ada yang melihat Bian pergi. Maklum, Bian masih sempat kesal karena semalam Pak RT datang merusak suasana.

Ketika memasuki mobil, Randhy yang saat itu mengenakan poloshirt warna hitam, cukup menyita perhatian Bian dan sesekali Bian lagi-lagi mencuri-curi pandang sambil tersenyum sambil melihat Randhy berbicara. Ya, lelaki yang awalnya dia suka hanya dari linimasa itu, kini sedang berada tepat di sebelahnya.

"Jadi mau ke mana?"

"Coba XXI"

"Oke, mau nonton apa?"

"Hmm Final Destination 5?"

"Jam?"

"Bentar liat jadwalnya dulu... Hmm malem sih. Yaudah kita makan aja dulu."

***
Sesampainya di 
Slushie, Ambarrukmo Plaza, Bian dan Randhy sangat menikmati malam minggunya itu, layaknya orang yang sudah bertahun-tahun pacaran, mereka merasa akrab satu sama lain, seperti yang sudah lama saling kenal. Padahal itu hari pertama setelah mereka jadian. Dan sambil menyantap makanannya pun, mereka selingi dengan bersendau gurau, tidak lepas menahan tawa yang tiba-tiba selalu muncul.

Bisa dibilang, malam itu adalah malam minggu teridah yang pernah Bian lewati.

*bersambung..


~ (oleh @biandadeti)

0 comments em “'In Reply To' yang Tak Kunjung Henti #15”

Post a Comment