Aku sudah sangat merasa bersalah dengan Febrian karena aku kembali berkomunikasi dengan Galang, bahkan dekat. Aku sadar sudah mulai mengkhianati Febrian. Bagiku, Febrian menjadi terlalu baik untuk diriku.
Febri yang mulai merasa aku berubah, mencoba memperbaiki keadaan ini tapi aku sudah benar-benar merasa bersalah dan keadaan ini ngga adil buat Febri. Febri berhak untuk mendapat yang lebih baik dari aku. Mungkin ini klise, tapi ini yang terjadi. Aku dan Febrian akhirnya sepakat untuk berpisah.
Galang terus menemani aku dan membantu aku keluar dari kesedihan ini, aku kembali merasa nyaman dengannya. Aku ngga tau ini perasaan karena pelarian atas kesedihan aku atau perasaan yang tersisa dari kisah yang lalu.
Sebulan pasca aku putus dari Febrian, Galang kembali mengajakku bertemu dan kali ini langsung aku iyakan karena aku tak punya beban rasa bersalah lagi jika bertemu dengan Galang. Akhirnya kami bertemu di mall kesukaan kita berdua, kita mencoba seru-seruan dengan janjian untuk mengenakan baju sesuai warna kesukaan kami berdua. Saat bertemu, segenap rasa rindu yang tersimpan dihati keluar, aku tak bisa menolak saat tangan Galang menggandeng tanganku.
Pertemuan pertama dilanjutkan pertemuan-pertemuan selanjutnya, Galang juga secara rutin menelponku, menemaniku melalui malam, kembali menghujaniku dengan voice note dan menjemputku di Kampus.
Dengan waktu cepat aku benar-benar bisa keluar dari kesedihanku, kesedihan harus berpisah dengan Febrian. Aku merasa Galang yang paling berperan membantu aku melewati tahapan ini. Lalu apakah aku sudah siap jatuh cinta lagi? Berkomitmen lagi?
"Tasya, aku seneng deh bisa deket sama kamu lagi" ucap Galang suatu sore di kafe seberang kampusku.
"Iya, sama. Aku juga seneng Lang. Ma'kasih ya kamu udah nemanin aku ngelewatin masa-masa abis putus kemaren" jawabku sambil menikmati minumanku.
Keadaan kemudian hening, aku khawatir ada yang salah dengan kata-kataku "kok diem Lang?ada yang salah sama kata-kata aku?"
"Ngga ada kok Sya" Jawab Galang sambil mengusap rambut panjangku ini, dan aku menikmati situasi ini.
"Sya, udah deket gini. Terus….." omongan Galang terhenti.
Aku menatap wajah makhluk tampan di depanku ini, "kok berhenti ngomongnya?"
"Terus gimana nih? Mau kita terusin cerita cinta kita dulu?" akhirnya Galang mengucapkan secara jelas.
Aku terdiam, sebenarnya aku tidak kaget mendengar kata itu terucap dari Galang karena kami sudah sangat dekat.
"Gimana Sya?" Galang menanyakan jawaban aku.
"Aku belum siap berkomitmen lagi Galang" aku hanya bisa menjawab itu.
Tampaknya Galang mengerti keadaan aku, " ya udah kita kayak gini aja" sambil mendekatkan dirinya ke aku,lalu aku senderkan kepala ini ke bahu Galang.
To Be Continue
Cukuplah saja berteman denganku
Janganlah kau meminta lebih
Kutak mungkin mencintaimu
Kita berteman saja
Teman tapi mesra
(Teman Tapi Mesra – Ratu)