Warung Bebas

Tuesday, 20 September 2011

Annica #9

#9

I never thought that we're gonna be like this, even today, I still can't believe it.
Thank you for coming to my life, thank you for not giving up with my acts to you, and of course thank you for giving me a chance to feel it again.

Aku dan kamu, kita berjalan bersama, iya kan

- Annica -

Nadira: aku lg pergi mkn sm Anya. What's wrong?
Edrick: cm mau nanya kbr km aja
Nadira: well I'm fine, thanks
Edrick: cm sm Anya?
Nadira: Edrick, please…
Edrick: what?
Nadira: please stop asking aku pergi sm siapa dan kmna
Edrick: just can't stop thinking of you….

Aku menatap layar blackberryku dan membaca bbm yang aku kirim ke Nadira sejak sepuluh menit yang lalu. Tandanya sudah berubah menjadi "Read" tapi Nadira sama sekali tidak membalasnya hingga detik ini.
Iya, aku masih memikirkan Nadira. Aku masih terlalu sering membiarkan dia masuk ke dalam otakku dan aku pun masih merindukannya setiap waktu.
Aku tahu, aku dan Nadira belum ada dua bulan berpisah. Dan ini bukan perpisahan pertama kami, sudah untuk kesekian kalinya kami bertengkar dan berakhir dengan kata-kata putus dari Nadira, tapi kami selalu kembali lagi bersama entah dengan permintaanku ataupun permintaan Nadira.
Tapi aku sekarang ada Annica.
Annica itu baik dan ramah. Dia cantik dan pintar. Dan yang jelas Annica ada bersamaku dalam satu kota, betapa mudahnya jika aku ingin bertemu dan melihatnya. Sedangkan Nadira ribuan kilometer jauhnya dariku.
Aku masih menyayangi Nadira tapi di satu sisi aku pun mulai merasa takut kehilangan Annica.
Apa aku terlalu serakah?

"Edrick?" Sherry setengah menjerit ketika mengucapkan nama itu, aku sampai harus menepuk tangannya keras untuk menyadarkan dia kalau sekarang kami sedang diperhatikan oleh beberapa orang yang duduk tidak jauh dari meja kami.
"Sher, suara lu Sher…." Kataku mengingatkan
"Sorry sorry, tapi gue shock beneran, kok bisa sih? Kenal darimana?" tanya Sherry antusias
"Dikenalin sama temen gue, kebetulan kantor dia deketan sama restoran tunangannya temen gue"
"Terus gimana sekarang, masih contact?"
"Iya masih, masih bbm dan telponan gitu. Lu kenal dia deket?"
"Ngga sih, ngga deket banget. Ya dulu satu SMU dan memang sih lingkaran temen – temen gue sama dia ngga beda. Tapi ngga deket banget cuma begitu-begitu aja"
"Dia anaknya gimana?" tanyaku ingin tahu yang kemudian membuat Sherry tampak mengingat-ingat tentang sesuatu
"Anaknya baik sih tapi tengil, nakal lagi" jawab Sherry kemudian
"Nakal gimana?"
"Ya bukan nakal-nakal yang gimana sih, nakalnya cowok. Tapi suka berantem juga setau gue sih. Eh, bukannya dia itu punya pacar ya, temen SMU gue juga, namanya Nadira"
"Dia sama Nadira lama ya pacarannya?"
"Hmm…kalo sama Nadira gue ngga terlalu tau. Gue taunya dia pacaran sama Nadira itu selepas SMU ya, itu juga gara-gara facebook gue taunya, kan Nadira kuliah di China abis lulus. Mereka uda putus ya?"
"Iya, kata temen gue yang ngenalin dan berdasarkan pengakuan Edrick sih udah putus ya"
"Ohh…so, do you like him?" tanya Sherry dengan tatapan mau taunya itu
"Gue ngga tahu Sher, masih bingung"
"Bingung kenapa?"
"Dia baik, dia sopan, dia perhatian banget. Dan gue juga ngerasa nyaman sama dia. Tapi gue juga masih ragu soal dia sama mantannya itu"
"Setau gue dulu pas jaman SMU dia memang nakal dan ngga tau ya kalo soal playboy atau ngga, tapi lu tau sendiri kan sama Revan and the gank? Ya itulah temen-temennya dia."
"So, what do you think?"
"Kalau memang ada yang lebih baik mending ngga usah sih Ann tapi kalau memang lu mau nyoba sama dia ya jalanin aja. Mungkin bener dia uda berubah, gimana pun juga kan gue udah lama banget ngga pernah ketemu dia. Ya siapa yang tahu kalau dia memang udah beneran tobat"


~ (oleh @luilliciousmey)

0 comments em “Annica #9”

Post a Comment