Warung Bebas

Saturday, 17 September 2011

Drastis

                Pagi mulai pancarkan sinarnya, hariini sepertinya gerimis. Tak selebat saat kejadian saat itu. Fany dengan wajah masih kusut dan rambut acak-acakan dan masih bersembunyi dibalik selimut tebalnya, asik mengutak-atik handphone melihat pesan yang masuk. Namun ada satu unknown number yang mengirim pesan singkat padanya. Isinya mungkin sedikit buat ngeh kalau dibaca pagi-pagi, apalagi jika sang pengirim tidak menyebut dirinya siapa.
"Pagi cantik, kujemput ya"
                Pesan tersebut menghiasi inbox Fany pagi ini. Fany dengan acuh melempar handphonenya ke atas ranjang dan segera mandi.
"paling fans"
                Setelah siap dengan seragam dan tentunya penataan rambut yang sesuai dan payung Biru muda yang biasa ia bawa saat hujan akhirnya ia keluar dari rumah. Sepertinya ayah dan ibunya sudah pergi duluan sehingga rumah benar-benar tanpa penghuni. Beberapa langkah menuju pagar rumahnya sesuatu terjadi. Terlihat Sam dengan gaya cool nya bersandar diluar pagar membawakan payung untuk Fany.
"pagi cantik, udah siap berangkat?"
                Fany terkejut dan kembali ke teras rumahnya, apa yang terjadi ? jadi sms tadi pagi dari Sam? inikah janji dari Sam kemarin di dalam suratnya?. Kemudian ada pesan masuk ke handphone Fany.
"please, gue mau buktikan kalau isi surat gue kemaren bukan omong kosong"
                Fany bingung, apa yang harus ia lakukan? Bolos sekolah ? atau manjat pagar dibelakang? Kemudian terdengar suara dari arah pagar.
"Fany kalo lo kalo gamau keluar gue bakal dateng lagi nanti malam ngelamar lo! Gue gapeduli bokap nyokap lo bilang apa"
                Kontan Fany langsung keluar pagar, dan menghentikan teriakan Sam. Rupanya ancaman Sam berhasil kaliini. Fany langsung menghentikan aksi nekat Sam dengan memaksanya turun.
"sial lo meng ! diem lo!, apa kata tetangga ntar ?"
"makanya lo berangkat bareng gue, biar gue yang bawain payung lo, oke cantik"
"gombal banget, gue tampar lagi nih" sambil tangan Fany ambil posisi
"Tampar lagi cantik, aku rela kok, aku ikhlas"
"yaudah mana payungnya sini ihh, dasar cowok brengsek"
"oke cantik"
                Gerimis semakin menderas, Fany memakai payung yang dibawakan Sam untuknya. Sementara Sam, rela basah kuyup mengikuti Fany dari belakang. Sebenarnya payung Biru muda itu masih ada di dalam tas Fany, tapi siapa peduli ?
                Sesekali mereka berdua berjalan beriringan tapi Fany kemudian marah dan menyuruh Sam berjalan agak jauh darinya. Fany tak mau kemudian ada gosip lagi di sekolah karena sikap sam yang seperti ini. Tampak wajah Sam yang sabar mendampingi Tiffany dari belakang.
"nanti pulang bareng lagi ya cantik"
"udah gausah manggil gue cantik! Jijik! "
"Pilih cantik atau gue panggil sayang"
                Satu tamparan lagi melayang pipi sam, namun hal tersebut tak melunturkan semangat merah jambu Sam untuk menunjukkan bahwa permohonan maaf pada Fany. Bagi Sam semua butuh perjuangan, tentunya untuk mendapat maaf dari gadis seganas Fany.
"langgeng ya Fan" Moan kemudian menepuk pundak Fany dari belakang.
"eh, bukan an, bukan, itu cowok emang kurang ajar" Sangkal Fany
"udah deh tinggal tunggu waktu aja, iya gak sist" Mata Moan berkedip kearah Fany
"tapi … ta ta pi "


- (oleh @iimamf)

0 comments em “Drastis”

Post a Comment