Warung Bebas

Saturday, 17 September 2011

Jenuh

"Tasya, Galang udah lama ya ngga jemput ke sekolah, kenapa tas?" Pertanyaan Tiwi cukup mengejutkan aku karena tidak juga sudah melihat keadaan ini.
"Sibuk wi" jawabku singkat
"Sibuk gimana Sya? Terus kalian ketemunya kapan?" Tiwi meneruskan pertanyaannya
"Ya sibuk wi, sibuk sama basketnya. Ya yang pasti sih gw ketemu pas kursus" jawabku walaupun sebenarnya aku malas menjawabnya.
"Udah pernah diomonginkan tapinya sya?" Tiwi memasang muka curiga.
"Sebenernya gw males ngomonginnya, udah pernah gw tanya tapi ga dibahas tuntas" 
"Lo nya sendiri gimana?"
"Sejauh ini gw sih masih percaya, Galang bakal balik kayak dulu lagi. Kuat kok gw jalanin ini" jawabku menyakinkan Tiwi.
***
Aku coba mengalihkan pikiranku dari Galang dengan ikut menyibukkan diri juga di sekolah. Aku ambil bagian di panitia pentas seni bulan depan. Ternyata ini berhasil membuatku tidak selalu…selalu dan selalu memikirkan Galang yang semakin sibuk setiap harinya.
Hari ini aku harus rapat acara sejak pulang sekolah sampai menjelang magrib. Rio temen sesama panitia menawarkan untuk mengantar aku pulang,
"Tasya, aku anterin pulang aja ya. Udah magrib." Tawar Rio kepadaku
"Ngga usah deh, ngerepotin" jawabku
"Udah gelas Tasya, udah ngga apa kok jalan rumah kita searah ini"
Akhirnya aku pun pulang dengan Rio. Sesampai dirumah aku baru ingat kalau hari ini Galang belum menghubungiku, aku check BlackBerry ku berharap ada miscall, voice note atau sekedar bbm. Tetapi yang aku temui hanyalah bbm dari temanku lainnya dan tak ada satu pun kabar dari Galang.
Akhirnya pagi ini aku dapat voice note darinya, dia minta maaf karena kemaren seharian terlalu sibuk sampai ngga sempet megang handphonenya. Biasanya aku membalasnya dengan voice note juga, tapi pagi ini aku hanya membalasnya dengan sebuah kalimat " Ngga apa kok Galang, Selamat beraktifitas ya. Take care sayang". Dan tidak mendapat balasan apapun dari Galang.
Aku semakin tenggelam dalam kesibukkan aku di sekolah dan persiapan pentas seni. Aku semakin dekat dengan Rio, yang hampir selalu mengantar aku pulang setelah rapat atau menjemputku saat aku harus rapat di akhir minggu.
Aku mulai menikmati kebersamaan aku dengan Rio. Rio seakan bisa memberikan apa yang sedang aku butuhkan sekarang, tapi aku masih bertahan. Aku sudah punya Galang, aku sayang sama Galang.
Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan hubungan aku dan Galang, aku sayang sama Galang, aku juga tidak pernah berpikir untuk mencari sosok lain untuk menemani aku, dan sebenarnya aku masih bisa terus bertahan dengan keadaan ini tapi terkadang aku jenuh menjalaninya.
To Be Continue

Ternyata hati, tak bisa berdusta
Meski ku coba, tetap tak bisa
Dulu cintaku, banyak padamu
Entah mengapa, kini berkurang
(Jenuh – Rio Febrian)


(oleh @nongdamay)

0 comments em “Jenuh”

Post a Comment