Semangat Merah Jambu
#4
Amplop Biru Muda
Setelah boleh dipulangkan karena hanya menderita luka ringan, Fany akhirnya pulang dijemput orangtuanya. Tak sepatah katapun yang Fany ceritakan pada ayah dan ibunya ketika di mobil. Terkadang Fany menangis kecil, dan menjawab singkat beberapa pertanyaan orangtuanya. Hanya Sam yang membuat Fany menyesal telah melayangkan Tangan Halusnya pada pipi Sam. "Kenapa hal yang kulakukan pertamakali harus menamparnya" pertanyaan itu begitu jelas melayang dalam benak Fany. Wajah Sam begitu tak bersalah disitu, namun karena apalagi Fany terpeleset kalau bukan gara-gara ingin menampar Sam ?. Bukankah setiap hari sam selalu berbuat jahil padanya? Kenapa ? kenapa?. Beberapa pertanyaan melayang memenuhi otak Fany.
Sam bisa dibilang anak yang populer di sekolah. Belum lagi karena permainan sepak bolanya sudah cukup membuat anak-anak perempuan menjerit keras. Beberapa sahabat Fany juga banyak yang naksir dengan si "komeng," demikian olokan dari Fany untuk Sam. Fany tak begitu tertarik dengan Sam, hanya saja sepertinya Fany membaca kemunafikan cinta dalam diri Sam. Namun sudah cukup dengan semua yang telah Sam lakukan pada Fany, Sam sepertinya sudah masuk daftar orang paling di benci versi Tiffany Olivia.
"Fany cepet sembuh ya" "Fany GWS ya" "Fany jaga kesehatan ya" begitu banyak pesan masuk di daftar Chat di handphone Fany, namun mungkin sedang bad mood karena kejadian tadi pagi, pesan-pesan tsb hanya di balas oleh sebuah brodcast message oleh Fany.
"thx all GBU J aku sudah baikan kok, jangan ganggu dulu ya "
Suasana kamar yang sepi akhirnya membuatnya memikirkan kejadian tadi, bagaimana bisa? Musuh bebuyutan seperti komeng menunggunya sepenuh hati selama ia tak sadarkan diri? Sambil menggenggam mesra tangan Fany. Orang yang hampir membunuhnya, kenapa bisa ?
Mungkin karena terlalu lelah, Fany akhirnya tertidur dalam penyesalannya. Penyesalan yang dalam karena telah melayangkan tangan ke wajah Sam.
Dalam mimpi Fany melihat seorang pria menunggunya disebuah bangku taman. Hanya mereka berdua disitu, langkah demi langkah dilalui Fany menuju bangku tersebut. Di depannyahanya ada sebuah pot bunga dengan bunga yang masih menguncup. Laki-laki itu semakin jelas terlihat wajahnya, seperti tak asing. Tiba-tiba pria itu menoleh, dan ya! Itu Sam .
Fany terbangun dari mimpinya, rupanya sudah pagi, untung saja hariini sekolah diliburkan. Sepertinya, beban sedikit demi sedikit hilang dari kepala Fany. Seperti biasa handphone adalah hal yang dipegang olehnya setiap pagi. Namun ada yang menarik di atas meja belajar Fany. Seikat mawar merah dan surat dengan amplop berwarna biru muda, warna kesukaan Fany.
Dear Fany
Sebelum kamu robek surat ini, aku harap kamu hargain sedikit untuk baca tulisanku.
Singkat saja, aku mau minta maaf atas semua kejadianku kemaren, aku khilaf, dengan sedikit merubah sikapku untukmu mungkin saja aku bisa menunjukkan rasa maafku. Akan ku buktikan besok.
Sam
Surat singkat tersebut membuatnya hening seketika. Nasib surat itu sudah pasti lebih buruk dari surat abang tukang sate yang tentunya tak sampai membuat Fany hampir mati. Hanya saja pernyataan Sam untuk berubah menjadi tanda tanya besar pada Fany. Kejadian kemarin dirasa Fany tak mungkin merubah seorang musuh bebuyutannya berubah 180 derajat.
"lo kira dengan muka sedih sok cool kayak di FTV kemaren bisa buat gue melting gitu? NEVER!!!"
Demikian rasa bersalah Fany pada sam seakan menghilang total dan akhirnya merobek surat itu, dan mawar tersebut tetap terpajang dalam kamarnya hanya saja dalam tempat sampah di sudut kamar Fany.
"maa…paaa… itu surat sama bunga kok bisa di meja aku?" sambil melangkah ke arah meja makan.
"Dari Moan, ucapan cepat sembuh katanya, tadi malam dia datang tapi kamu sudah tidur, dia gak mau ganggu jadinya Cuma nitip surat itu" kata ibu Fany sambil sibuk memasak sarapan.
"Moan ma ? serius?"
"ngapain mama bohong Fan ?"
Dengan sigap Fany mengambil telfon genggamnya dan segera menghubungi Moan, apa yang terjadi dengan teman sebangkunya itu ? tulisan itu sudah jelas tulisan cakar ayam Sam, tapi kenapa Moan ?....
To Be Continued…
Wish you were here
(oleh @iimamf - http://comotmencomot.wordpress.com)