"Kamu tega khianati aku!! Kamu jahat, Dino!!"
"Rea, itu semua bohong, yang kamu denger itu semuanya gak bener." Dino mencoba menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi.
"Aku gak percaya!" Rea menepis tangan Dino yang menggenggamnya. Dino terdiam melihat kekasaran Rea-nya. Dino kembali ke kursinya, menatap Rea yang marah di depannya. Rea memalingkan mukanya tak mau menatap Dino, yang tega mengkhianati cinta mereka setelah 2 tahun berlalu.
"Sayank, aku gak selingkuh dan malam minggu kemarin aku emang nginap di rumah Anton nge-edit artikel untuk koran kampus yang udah deadline. Kalo kamu gak percaya silahkan tanya Anton. Re, kamu dapat berita boong kayak gitu dari sapa sih?" Rea menatap manik mata Dino, berusaha percaya bahwa semua yang dikatakannya adalah bener.
"Kamu gak perlu tau aku denger ini dari siapa, tapi yang jelas ini menyakitkan buat aku, Din. Kamu....kamu...."
"Rea...., hah....aku bener-bener di rumah Anton." Sekali lagi Dino meyakinkan Rea, yang hanya menggelengkan kepalanya dalam kepedihan.
"Din, lebih baik kamu pulang deh dan biarkan aku sendiri, mungkin untuk selamanya."
"Baiklah. Sementara ini aku akan biarkan kamu sendiri, tapi kesalahpahaman antara kita bukanlah adalah akhir dari segalanya. Selama waktu ada, aku akan coba menjelaskannya. Aku pulang dulu." Dino beranjak meninggalkan rumah Rea yang lengang sore itu. Rea bangkit menutup pintu ruang tamunya dan melihat mobil Dino yang berlalu, kepedihan menyelimuti perjalanan cinta mereka.
- (oleh @non_maya)
Saturday, 17 September 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)