Terlambat lima menit! Kau mempercepat langkahmu ke gedung youngsters, menuju ke bilik kaca lantai dua tempat kalian bercuap-cuap. Renata sudah on air, sekarang dia sedang memutarkan satu single yang di-request oleh para youngers. Siang ini kau ditunjuk mendadak untuk menggantikan Sophie yang sedang memperpanjang visa-nya. Sebagai imbalan, nanti malam cewek blasteran Jawa-Jerman itu akan menemanimu di Love Potion. Oh ya, kabar Andra? Dia masih sakit. Tapi dia tetap mengerjakan tugasnya, yaitu membuatkan script untuk sebagian besar penyiar disini, kecuali Jodhy dan Bimo tentu saja. Seumur-umur baru kali ini Andra tidak masuk kerja sampai 2 hari. Apa sakitnya bertambah parah ya?
"Elo kemana aja sih? Bukannya udah dikasih tahu sama Sophie kalau ada siaran jam 2 sama gue?" si nona ibukota itu menyemprotmu. Renatamemang terkenal disiplin dalam segala hal, termasuk jam siaran walaupun cuma lima menit. Kau menunduk, merasa bersalah.
"Maaf kak Re, tadi macet...." kau mengatakan yang sesungguhnya. Diluar memang macet bukan main, dan panasnya, ya ampun.... Matahari seperti diatas kepalamu, rasanya. Namun bukan Renata namanya kalau begitu mudah percaya dengan orang lain.
"Gue tahu macetnya kayak gimana. Gue tadi perjalanan kesini juga macet, tapi buktinya gue bisa dateng on time kok. Kenapa elo enggak?" kau menekuk wajahmu semakin dalam. Tidak ada yang bisa melawan kemarahan Renata. Secara, disini dia yang paling senior. Jadi dia merasa berhak mengatur kalian semua disini."
"Maaf kak Re...."
"Gue harap ini terakhir kali elo telat. Mau jadi apa radio ini kalo penyiarnya pada ngaret semua?"
Kau sama sekali tidak menjawab. Tujuh menit pertamamu yang setara dengan dua single, satu commercial break dan jingle radio, habis dipakai mendengarkan kuliah dari Renata, tanpa ada interupsi maupun pembelaan. Namun sepersekian detik kemudian suara Renata yang garang dan memecahkan gendang telinga berubah selembut anak kucing saat sedang mengudara. Ia bahkan becbicara padamu dengan sama ramahnya seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.
"Tema kita hari ini adalah kebahagiaan, walaupun diluar panasnya luar biasa, tapi Renata ditemani Lova hadir membawa kebahagiaan untuk para youngers disini. Bagi yang mau request, SMS di line kami ya, nomernya masih tetap. Tapi syaratnya harus cerita dulu, moment paling bahagia dalam hidup kalian itu waktu kapan sih?"
"Yap bener banget Ren. Seperti yang satu ini nih," Kau meng-klik monitormu dan membaca antrian SMS yang masuk. "Dari Silvi. Hal paling membahagiakan buat aku adalah waktu aku dibeliin anak kucing sama pacarku. Sudah lama sih aku pengen melihara kucing. Request Lotus Flower nya Radiohead, thanks ya Renata sudah bacain.." kau menelan ludah. Bahkan pendengarmu tidak tahu kau juga siaran siang ini. "Sama-sama Silvi, Ada Lova juga nih disini,"
"Dari Nita, paling bahagia itu waktu aku wisuda, walau nggak dihadiri ayah, tapi aku yakin ayah bisa ngelihat aku dari surga. Requestnya hang you up, yellow card. thanks Renata dan Lova," Renata yang membaca, walau kau tahu tidak ada namamu disana tapi ia tetap menyebutkan namamu.
"Dari Randy, lho kok kak Lova siaran sekarang? Nanti malem yang siaran siapa dong?" hah? Kau agak bingung membaca SMS ini, sempat-sempatnya memikirkan Love Potion di saat tak tepat pula.
"Wah Randy ketinggalan berita deh.. Hari ini Lova khusus dateng buat nemenin Renata.. Senangnya hatiku, setelah dicampakkan Sophie sekarang ada Lova..." Renata yang menjawab, dengan suara selembut sutera-nya yang khas.
"Nanti malem Lova siaran lagi, jadi bayarannya dobel, hahaha. Nanti malam stay tune ya, ada tamu spesial yang akan menemani kita menggalau massal.."
"Lova kok malah promosi sih?" tegur Renata. "sana, bik! Angkat telponnya."
"Iya, nyaaa...." telepon yang berdering dari tadi itupun akhirnya kau angkat juga. "Halo, youngers,"
"Hai kak Renataaa..."
"Ini Lova, sayang," kau cemberut, bukan pertama kalinya kau dianggap tidak ada hari ini.
"Hai jugaaa...." balas Renata. "Siapa ini?"
"Ini Syifa, kak.."
"Hai Syifa.." kau dan Renata menyapanya bersamaan.
"Syifa, cerita ke kita dong, apa moment paling membahagiakan buat kamu?" tanya Renata, ia sedang memilah-milah daftar lagu untuk mencari lagu yang diminta.
"Hal yang membahagiakan aku ya, Kak Renata sama Kak Lova bisa kelihatan akur..."
"Ahh, Syifa bisa aja deh kalau kepengen lagunya diputerin," godamu sambil melirik Renata seklias. Ah, walaupun suaranya terdengar ceria, walaupun kalian tertawa bersama-sama dan ngobrol berdua, namun ekspresi wajahnya tetap terlihat judes di matamu.
"Enggak kok.. Biasanya tiap aku dengerin Kak Renata sama Kak Sophie siaran bareng pasti ribut berdua, kok begitu sama Lova bisa langsung cocok sih?"
Kau diam, memandang Renata yang bersiap-siap untuk menjawab. Soal improvisasi, dia ratunya.
"Lova kan anak baru, masa dateng-dateng udah diajakin ribut,"
Kau menelan ludah. Terus yang tadi apa namanya? Namun kau berusaha menyembunyikan perasaanmu dan ikut menambahkan, "Mungkin sebetulnya Lova-lah yang cocok mendampingi Renata, bukannya Sophie.."
"Oke, sayang, requestnya apa nih?" potong Renata cepat untuk menghindari obrolan yang semakin melebar.
"Don't you nya David Cook dong,"
"Ok, thanks Syifa, karena sudah ngerayu kita berdua, requestnya langsung Lova puterin ya,"
Kau memainkan lagu pesanan Syifa dan segera suara seksi David Cook memenuhi ruangan kalian. Tiba-tiba Renata berdiri dari kursinya dan pergi. Sepertinya ia tidak ingin berlama-lama di ruangan ini denganmu. Iseng-iseng kau membaca SMS-SMS yang sudah masuk.
Hal yang paling membahagiakan aku adalah hari pernikahanku. Walaupun sekarang sudah menginjak tahun ketiga tapi tiap kali aku mengingat-ingat hari itu aku sering merasakan sport jantung yang sama kayak pertama kali. –Amel-
Hal yang paling membahagiakan adalah waktu aku menang starcraft. Mungkin Lova heran kenapa, tapi aku sudah mengirimkan ceritanya di Love Potion, lho. –Ryan-
Hal yang paling membahagiakan aku adalah saat aku memeragakan baju desainku sendiri di kampus. Karena dari sana aku bisa ketemu sama pacarku sekarang, hehehe. –Annisa-
Hal yang paling membahagi....
"Minum dulu, Va." Kau yang asyik membaca SMS sambil sesekali tertawa sendiri dikagetkan oleh sodoran sebotol green tea dari Renata. Kau tersenyum menerimanya.
"Terima kasih," Hampir semua orang disini tahu kebiasaanmu, kau selalu lupa minum ketika kalian break siaran.
"Sorry ya tadi gue marah-marah sama elo. Gue Cuma pengen elo bisa disiplin disini," kata Renata tenang, seolah tidak terlihat rasa bersalah di wajahnya.
"Saya tahu kak, saya juga salah sudah datang terlambat." Dengan besar hati kau mengakui kesalahanmu.
"Elo tahu kenapa hari ini gua milih topik ini?"
Eh? Kau bingung mendengarnya. Bukannya ini memang temanya? Selama ini kau selalu berpikir positif terhadap script-script yang sudah ada. Belum sempat menjawab kau dengar Renata sudah berbicara lagi.
"Karena gue nggak mau elo dicap sebagai penyiar galau. Gue pengen elo juga bisa se-gila Jodhy dan Bimo. Gue pengen elo bisa serius kayak gue, atau kekanak-kanakan kayak Sophie. Elo ngerti kan maksud gue?"
Kau terkejut mendengarnya. "Ngerti kak.."
"Gue nggak mau elo dapet predikat penyiar yang monoton. Oke, mungkin sekali dua kali elo bisa bawain acara yang sedih-sedih, tapi kalau terus-terusan.." Renata menghela nafas panjang. "Elo bukan diri elo disini, Ra. Disini elo Lova, Loveable. Gimana elo bisa dicintai kalo elo selalu monoton?"
Hening. Kau menyesapi dalam-dalam tiap kalimat yang meluncur dari bibir sensual Renata. Semua yang ia katakan tentangmu hampir tidak ada celah. Kata-katanya menusuk telak di jantungmu. Kau ingat-ingat, selama menjadi penyiar trainee yang jam terbangnya 6-8 jam perhari, berpartner dengan hampir semua penyiar yang ada, kau merasa tidak bisa lepas dan terdengar alami. Yah, kau memang harus belajar lebih keras lagi.
"Jangan marah sama gue, Ra, gue ngomong kayak gini karena gue sayang sama elo, gue sudah anggep elo bagian keluarga ini, gue peduli sama elo..."
Kau menunduk. Dari ujung matamu kau membaca sebaris SMS yang tadi belum selesai kau baca.
Hal yang paling membahagiakan buat aku, Lova bisa kedengaran seneng banget waktu siaran hari ini. Good job, my daughter. –Andra-
~ (oleh @nadhiasunhee - http://dizzcography.tumblr.com)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)