Ponselku berbunyi. Panggilan dari Angel, mantan teman sekamar kos aku ketika kuliah. "Ya, ada apa? Ada tas LV yang dilelang lagi?" tanyaku terkekeh.
"Halah! Bukan! Aku mau ke rumahmu. Boleh? Ada perlu penting," sahut Angel di seberang.
"Lho, kamu di mana sekarang? Bukannya lagi di Samarinda?"
"Iya tadi pagi. Sekarang ada di Pluit. Agak sorean aku ke situ. Bisa gak?"
"Tumben kamu maksa gini? Gak biasanya? Ya udah dateng aja deh. Sebenernya aku mau ke resepsi klien, tapi aku tunggu kamu deh."
"Thanks, sweetie! Aku segera ke sana. Aku lewat Barito. Ada yang mau dititip?"
"Cowok ganteng deh, boleh. Gak keberatan kan?"
"Hey, itu Aldo mau dikemanain?"
"Ahahaha... Iya, santai aja! Aldo masih kukantongin kok. Oke, kutunggu kamu ya?"
**
Angel membawa lima bungkus besar Amplang. Aku menjerit kegirangan. "Hyaaaaa.... Angelku sayang! Terima kasih! Tau aja deh kamu kalo aku suka banget sama Amplang!" aku memeluknya erat dan dia protes.
"Whoah, sabar! Tamu dateng tuh suguhin minum, bukan nagih oleh-oleh!" Angel mencubit tanganku yang mulai mengacak plastik di sofa.
"Aw! Reseh deh! Iya, lagakmu aja kayak ratu. Ambil sendiri tuh di kulkas," aku tak peduli dan tetap mengambil sebungkus Amplang dan mulai mengunyah.
Kuperhatikan Angel yang sedang menuang Cola ke gelas besar. Haus. Gak biasanya. "Angel, ada yang mau kauceritakan?" aku sudah mengunyah sepertiga bungkus.
"Aku mau pergi. Entah ke mana. Sendiri aja. Paling cuman bawa ransel. Gak tau berapa lama juga," jawabnya dengan nada menggantung.
Aku mengerutkan dahi. Tumben banget sih Angel bertingkah aneh begini?
"Gak usah ditanya aku ke mana ya?" lanjutnya tersenyum misterius.
Ni cewek kenapa sih?
"Aku udah beresin kerjaan di kantor, di butik, di pabrik, dan di toko. Tujuan pertamaku sepertinya ke Pattaya."
Deg! Itu kan... Gak mungkin Angel mau ke sana. Lagi. Calon suaminya tewas kecelakaan di sana.
"Setelah itu aku mau ke Hongkong."
Angel! Itu kan rencana tempatmu menikah dulu. Ini suaraku kenapa gak mau keluar?
"Kemudian aku mau ke Roma," ujarnya sambil menyalakan kompor gas.
Tujuanmu menghabiskan bulan madu... Ya Tuhan, Angel kenapa sih?
"Tania, aku boleh menitipkan Nirmala padamu, kan?"
Kucing Persia kesayanganmu? Yang tak pernah boleh disentuh siapa pun itu? Padaku?
Kepalaku semakin pening. Rasanya yang ada di hadapanku bukan Angel. Aku menelan ludah.Something's wrong... Tapi apa? Angel sibuk mengaduk mie instan di mangkuk... Dua hal yang aneh. Pertama, Angel gak suka mie instan. Kedua, mangkuk yang dipakai adalah milik Joshua, sepupuku. Calon suaminya yang...
"Angel..." suaraku tercekat. Tak sadar aku menumpahkan sisa Amplang ketika melihatnya memakan mie dengan garpu. Gayanya persis Joshua.
"Oh ya, Tania. Aku sudah dihubungi Gabriel. Katanya aku bisa menggunakan voucher menginap di Anyer bulan depan. Rasanya aku gak bisa deh. Untukmu aja. Mau?"
Aku melihat kalender di dinding. Tanggal 5 bulan depan sudah ditandai oleh Angel untuk reuni bersama teman kuliahnya. Termasuk aku. Aneh. Belum hilang perasaan bingung yang membuatku sakit kepala ini, tetiba ada telepon dari rumah sakit...
**
Semuanya hanya halusinasiku. Ataukah kerinduanku? Atau apa? Aku memeluk Nirmala dan menikmati sesak dada. Kutatap foto Angel di meja nakas. Aku kangen kamu, wahai Nona Manis. Jika kamu kangen padaku, datanglah kapan pun kamu mau. Damai bersama Tuhan di sana.
-------
Special: Bunna, the girl with good writing :)
~ (oleh @andiana)