7 April 2009
Tadi siang Sheyla pergi dengan Hendro. Entah kemana, aku juga tak tahu. Padahal, aku ingin mengajaknya mengambil beberapa foto. Tapi karena dia tak ada, aku hanya berangkat sendiri.
Tapi entah kenapa selama mengambil foto pikiranku hanya pada Sheyla. Aku tak bisa fokus. Beberapa foto yang kuambilpun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya aku memutuskan pulang.
Aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya pada Sheyla. Walau kami sudah bersahabat semenjak kecil, aku tidak pernah memikirkan Sheyla seperti saat ini. Perasaan ini aneh, bukan seperti perasaan seorang sahabat. Apa karena dia jalan dengan Hendro? Lalu kenapa aku begitu memikirkannya?
Ataukah aku cemburu? Tidak. Aku tidak yakin itu. Kami sudah bersahabat semenjak kecil. Bahkan kedekatan kami nyaris seperti saudara. Kenapa aku harus cemburu. Dia shabatku. Bukan pacarku.
Aku berharap Tuhan segera memberi jawaban atas ini semua.
-Selamat Malam-
***
9 April 2009
Pagi ini Sheyla terlihat sangat ceria. Senyum pecah di bibirnya. Dan aku merasa senyumnya pagi ini sangat manis. Entah mimpi apa dia semalam. Tapi aku ikut senang melihatnya ceria begini.
"kamu kenapa sih kelihatannya bahagia banget hari ini? Lagi banyak rejeki ya?", tanyaku pada Sheyla.
"Hmm.. ya karena ada sesuatu yang menyenangkan"
"Iya deh yang lagi senang... tapi senang kenapa?"
"Ntar deh aku kasih tahu", jawabnya sambil tersenyum.
***
Saat bel istirahat berbunyi Sheyla tampak terburu-buru keluar kelas. Sepertinya ada janji dengan seseorang. Aku pergi bersama Beni menuju kantin. Cacing di perutku sudah minta makan.
Seperti biasa jam istirahat seperti ini kantin sangat ramai dengan siswa-siswa yang kelaparan. Contohnya aku dan Beni, kelaparan dari pagi karena belum sarapan.
Aku dan Beni memesan nasi goreng. Tapi sehabis memesan makanan kami kebingungan mencari tempat duduk. Semua tempat duduk sudah penuh. Tampaknya kami sedikit telat ke kantin.
Ditengah kebingunganku mencari tempat duduk aku melihat Sheyla di salah satu sudut kantin. Aku ingin memanggilnya. Tapi dia sedang duduk bersama seorang cowok. Itu Hendro. Aku cukup tercengang. Mereka berdua tampak akrab sekarang. Mereka tampak berbincang dengan hangatnya. Beni yang bersamaku juga keheranan. Karena mereka belum lama putus.
Akhirnya aku dan Beni mendapatkan sebuah tempat duduk di pojok. Tapi aku tak melepas pandanganku ke arah Sheyla yang tengah asyik mengobrol bersama Hendro.
"Rey, kenapa loe liatin si Sheyla ama Hendro terus? Makanan loe tuh abisin"
"Nggak ada sih. Gue cuma heran aja."
"Heran kenapa? Heran mereka balikan lagi?"
Aku cuma mengangguk.
"Biasa aja sih menurut gue"
"Biasa gimana?"
"Ya biasalah, namanya juga hubungan. Putus nyambung, bertengkar mah biasa. Apalagi jaman sekarang. Udah banyak yang kayak gitu"
Aku cuma diam mendengar pendapat Beni. Menurutku Beni ada benarnya juga. Kebanyakan orang memang tidak pikir panjang sebelum melakukan sesuatu, termasuk mutusin pacar. Padahal mereka sebenarnya mereka masih sayang.
Tapi kenapa aku memikirkan itu? Toh hubungan Sheyla dan Hendro tak ada sangkut pautnya denganku. Sebagai sahabat aku ikut bahagia jika Sheyla juga bahagia.
***
Apa yang aku lihat tadi siang tak mau lepas dari pikiranku. Entah mengapa aku menjadi gelisah seperti ini. Kadang aku merasa kesal, teringat apa yang aku lihat di kantin tadi siang.
Ah, aku makin tak mengerti.
-Selamat Malam-
***
10 April 2009
Perasaanku semakin tak terkendali. Sekarang aku tahu aku memang cemburu. Cinta telah datang tanpa kuduga. Ternyata benar, cinta bisa tumbuh dari sebuah kedekatan.
Ini benar-benar diluar kendaliku. Perasaan ini tumbuh begitu saja. Jangan salahkan aku sekarang. Perasaan ini sudah terlanjur ada. Untuk sementara ini masih bisa kukendalikan.
Aku percaya semua Tuhan yang punya rencana. Tapi kenapa perasaan ini justru tumbuh sekarang. Di saat Sheyla kembali pada kekasihnya. Keadaan ini makin menambah siksaan saja. Makin membuat perih.
Saat ini aku hanya bisa diam. Diam-diam mencintai Sheyla. Merahasiakan semua. Ini demi kebaikan Sheyla. Aku akan nikmati semuanya sendiri dan diam-diam. Menunggu waktu yang tepat untuk Sheyla mengetahui semuanya.
-Sabtu, dan aku cemburu-
-Selamat Malam-