George:
Cinta pertamaku.
Perkenalan pertama kami waktu aku membantu sahabatku – Tina – mendekor kelas yang menjadi pos RoKris dalam acara perkenalan ekskul untuk kelas satu dimana George adalah ketuanya. Kesan pertamaku tentang George, dia sedikit dandy, tetapi kami langsung bisa akrab.
“Lo join ekskul apa?” tanya George
“Waktu kelas satu sih gw ikutan Paduan Suara sama Paskib. Tapi gw udah keluar dari Paskib, kalau Paduan Suara seh masih walau jarang latihan gw”
“O.. sayang amat keluar dari Paskib”
“Biasa aja, males gw latihannya setiap hari. Kalau Paduan Suara ga setiap hari, kalau ada event baru kita latihan”
“Eh, mau ga lo join kita di RoKris?”
“Enggak ah, gw ga rohani orangnya. Entar yang ada lo semua bisa gw buat sesat lagi. Hahahahaha”
“Hahahaha, bisa aja lo. Serius ne gw. Setiap siang abis sekolah kita ada doa gitu, gabung yuk”
“Gw juga serius jawabnya kali. Gw ga ikut yang kaya begituan, bukan underestimate or gimana, tapi asli gw bukan orang yang rohani.”
“Dasar, orang doa mah doa aja kali” ujarnya sambil menggelengkan kepala
Dan ternyata George serius dengan ajakannya, sejak percakapan kami itu hampir setiap hari saat jam istirahat dia selalu datang ke kelasku mengajakku untuk datang doa siang. Tetapi selalu kutolak dengan halus, sampai pada satu titik aku kasihan juga melihat keseriusan dan kegigihannya. Di lain pihak aku pun mulai penasaran dengan sosok seorang George.
- (oleh @siahaanastrid - http://mynotsecretlife.tumblr.com)