Warung Bebas

Sunday, 18 September 2011

Annica #7

#7

Love is when 12 people are calling your name, and the only one you hear is his voice

- Annica -

"So, who is this guy?"
"Maksudnya?" aku menatap Abe dengan bingung sedangkan dia hanya melihatku dengan senyuman yang amat-sangat penuh arti dan kepo
"Come on, you can't hide it from me. Ketemu dimana?"
"Sok tau deh…"
"Ya memang harus tahu dong, harus jelas siapa yang berani-beraninya ngedeketin my only one sister ini"
Aku tertawa mendengar perkataan Abe, mereka semua memang terkadang bisa mendadak jadi detektif dan overprotect kalo udah masalah cowok yang mendekatiku. And the only one guy yang ngga akan pernah ditanya-tanya dan ngga akan pernah dilarang-larang untuk pergi denganku kecuali mereka bertiga adalah Kevin.
Ya terang aja ngga akan diprotes dan dilarang, mereka semua kenal Kevin dari masih kecil.
"Namanya Edrick, dikenalin sama Shereen. Belum pernah ketemu bener-bener sih, cuma waktu itu gue ketemu Shereen di PIM pas mereka lagi makan bareng. Cuma baru ngobrol lewat bbm aja kok"
"Shereen itu yang mana ya, yang dulu bareng lu di Finance itu ya?"
"Iya, yang terus dipindahin ke divisi distribusi sebelum resign"
"Oiyaaa gue inget….so, anaknya gimana sejauh ini? Siapa namanya?"
"Hmm…baik, orangnya juga supel. Namanya Edrick."
"Kerja dimana?"
"Bantuin bokapnya, kontraktor gitu"
"Ohh…kontraktor juga, apa nama kantornya?"
"Di daerah grogol, namanya Maheswara"
"Maheswara?"
"Iya, Maheswara, dan gue tahu kalo Papa kenal sama yang punya, dulu awalnya Papa buka kantor deket sana ya kan?"
"Sounds perfect right?"
"Maksudnya?"
"Ya, lelakinya so far baik, keluarganya jelas Papa dan Mama juga kenal. I hope the best for you"
"Ngga terlalu cepat menyimpulkannya begitu?"
"Memangnya mau main-main, uda ngga kan?"
"Ya, ngga sih memang, tapi kan….don't think too much lha, jalanin aja dulu"
"Iya, jalanin aja dulu. Ngga usah terlalu buru-buru juga lha, iya kan?"
Abe hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan mendengar perkataanku. Apa aku terdengar tidak yakin? Entahlah, di telingaku sepertinya nadanya tidak yakin…

"Jadi mau makan dimana?" tanya Edrick sambil menyetir mobilnya
Aku saat ini ada didalam mobil Edrick, kami sedang di jalan mau makan malam.
Tadi Edrick menjemputku tepat jam 7 malam di rumah, dia masih turun untuk pamit dengan mama. Untuk first impression and first meeting, boleh lha kesannya. sopan juga ternyata dia ya…
"Lho kamu belum ketemu mau makan dimana?"
"Belum" Edrick menggelengkan kepalanya sambil menyengir lebar "Daritadi sore aku ngajak itu memang uda mikir tapi ngga ketemu mau makan dimana, bingung. Kamu biasa makan dimana?"
"Aku jarang keluar makan."
"Masak sih?"
"Iya, seriusan deh"
"Hmmm…bingung yaa…makan disini aja gimana?" tanya Edrick sambil melihat salah satu tempat makan yang ada di sebelah kiri jalan, namanya Keraton.
"Ya udah yuk"
"Kamu beneran udah laper ya?" Edrick melirikku masih tetap dengan senyum jahilnya.
"Kan aku uda bilang daritadi sore kalo aku laper"
"Iya sihh…aku pikir ngga beneran, tau gitu tadi aku jemput kamu ngga semalem ini"
Akhirnya kami makan di Keraton. Sepertinya tempat ini baru buka jadi tidak terlalu ramai.
Edrick sengaja memilihkan menu untuk aku dengan alasan 'kamu lagi flu, ngga boleh makan macem-macem,nanti malah jadi tambah parah'. Jadi akhirnya aku terima nasib ketika dia memilihkan sop iga untukku, padahal aku pengen banget makan steaknya, kelihatan enak.
Sepanjang acara makan, kami banyak mengobrol.
Edrick memang supel, mengobrol dengannya sudah seperti bicara dengan teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Aku merasa nyaman dan merasa ngga harus menjaga image sama sekali didepannya.
"Kamu yakin ngga mau minum obat yang aku bilang itu?"
"Ngga usah, ngga apa. Aku ada obat kok di rumah"
"Ada juga percuma kalo kamu ngga mau minum. Jangan tidur aja, obatnya juga diminum"
"Iya Pak Dokter"
"Waduhhh…jangan pak dokter, kalo dokternya kayak aku sih gawat"
"Kenapa gawat?"
"Bisa-bisa aku salah kasih obat terus nanti"
Dan Edrick orangnya sangat humoris. Mungkin itu salah satu alasan kenapa bisa terasa nyaman didekat dia.
"Ann…"
"Ya?"
"Kamu berapa kali pacaran?" tanya Edrick, mendadak serius.
"Satu kali"
Edrick memutar wajahnya dan menatapku dengan kaget.
"Ahhh…yakin kamu?"
"Maksudnya? Memangnya tampang aku player gitu?"
"Ya ngga, bukan begitu. Cuma masak sih cuma sekali?"
"Iya, cuma sekali. Memangnya kamu berapa kali, banyak ya?"
"Ngga, cuma tiga kali kok"
"Memangnya mau berapa banyak?"
"Ya...ngga mau banyak-banyak juga. Kamu seriusan cuma sekali pacaran?"
"Kok ngga percaya gitu sih?"
"Ya ngga, bukan begitu. Yaa..oke,aku percaya. Aku percaya"
"Nada kamu kayak memaksa diri buat percaya deh"
"Ngga ngga…iya, aku percaya kok"
And I'm totally happy this night.

Shereen: Ann…
Annica: Ya Reen?
Shereen: gmn2?
Annica: Apanya?
Shereen: Edrick, ahhh lu ini sok ngga tau deh gue nanya apaan
Annica: hahahaha…seriusan gue ga tau, sensi aja deh :p
Shereen: jadi gmn dgn Edrick? Uda jadian?
Annica: busettt dahhh…blm kali, cepet aja. Msh contact kok :D
Shereen: ahhh…maen rahasia2an nihh..crta2 ya sm gue
Annica: dia itu baru putus sm ceweknya ya?
Shereen: iya, 2 bulanan yang lalu katanya sih. Dia sering ke toko trus mnta kenalin cewe katanya. Pas juga wktu itu ktmu lu kan,ya udah gue kenalin aja. Knp memangnya?
Annica: nanya doang :p
Shereen: ahhh…ngga seru nihhh, rahasianya banyakkkk L
Annica: huehehehe…rahasia apaan sihhh, ngga kok. Tenang2 pasti gue crtain smuanya deh ;)
Shereen: gue tungguuuuuu
Annica: sip dah :D


 ~ (@luilliciousmey)

0 comments em “Annica #7”

Post a Comment