"Selamat 4 tahun sayang" sebuah ucapan dari Randi kepadaku sambil menyodorkan sebuah cincin.
"Sayang….." hanya kata itu yang keluar dari mulut aku.
"Tasya Kinanti Putri, maukah kau menikah denganku" sebuah kalimat yang akan mengubah hidupku keluar dari mulut Randi, pria yang telah 4 tahun ini menemani aku dan memberiku kebahagiaan.
"Randi Putra Alamsyah….aku mau" jawabku sambil memeluk Randi dan sebuah cincin cantik dipasang Randi di jari manis sebelah kiriku.
"Terima kasih sayang kamu terima lamaran aku. Malam minggu ini aku ngomong ke papa kamu ya Sya" Randi melanjutkan omongannya dengan kalimat-kalimat yang membahagiakan aku.
Malam minggu ini Randi bertemu dengan papaku, kemudian dilangsungkan pertemuan keluarga dan tanggal pernikahan aku dan Randi diputuskan akan di laksanakan pada bulan Maret tahun depan. Tinggal lima bulan lagi berarti aku resmi menjadi nyonya Randi.
***
Entah mengapa saat hubunganku dengan seseorang sudah berjalan lama, Galang seolah-olah kembali muncul ke dunia ini tepatnya dunia ku. Seperti saat ini, disaat aku sedang mempersiapkan pernikahan aku, Galang kembali muncul kembali.
"Tasya, aku mau minta maaf ya buat semuanya dan aku janji akan berubah." Galang menelpon aku malam ini, memohon minta maaf dengan suaranya yang sejujurnya selalu membuat aku meleleh.
"Galang, aku udah maafin kamu dari 4 tahun yang lalu kok" jawabku sambil mencoba menetralisir perasaan.
"Tasya, Aku mau kita coba buat bareng-bareng lagi. Aku tahu kok kamu masih sayang sama aku juga kan?" Galang berbicara dengan penuh percaya diri.
"Galang…kamu PeDe banget sih ngomong kayak gitu!" jawabku secara tegas tapi entah mengapa aku tidak marah Galang berbicara seperti itu.
"Aku punya keyakinan itu Sya" kembali menjawab dengan kalimat yang percaya diri.
" Galang, bersama kamu, menjadi pacar kamu memang menyenangkan, aku senang kamu datang lagi. Aku ma'kasih buat semuanya, tapi Galang bersahabat dengan kamu pasti akan jauh lebih menyenangkan."
"Aku ngga mau jadi sahabat kamu, aku maunya jadi pacar kamu Tasya"
Semua kenangan aku dan Galang seperti diputar dihadapanku, semua kenangan indah terpampang disana, semua kesenangan bersama Galang membuat hatiku kembali bergentar, semua hal manis yang Galang lakukan kepadaku hadir kembali. Aku terdiam dan menjawab Galang:
" Maaf Galang, kita sudah coba dua kali dan selalu gagal dan aku sudah punya Randi yang akan menjadi pria terakhirku" jawabku dengan nada yang lebih tegas.
"Kamu mau nikah ya sya?" suara Galang melemah.
"Iya Galang, sebentar lagi tepatnta. Jadi kamu ngertikan. Kita tetap bisa berteman kok toh awalnya kita juga berteman" aku mencoba memberi penjelasan kepadanya.
Bukan Galang namanya kalau menyerah begitu saja, walaupun dia tahu aku akan menikah dan bulan depan akan tunangan. Intensitas Galang menghubungi aku semakin meningkat, bbm dan telpon. Aku bertahan untuk tidak merespon itu semua karena aku menjaga hubungan aku dengan Randi.
Semakin aku tidak merespon, Galang semakin membuka semua memori yang pernah aku dan Galang lalui dan terkadang aku ikut terbuai dalam memori-memori itu. Terakhir, Galang mengajak aku untuk bertemu. Kembali bertemu sejak hampir 4 tahun tidak pernah bertemu.
To Be Continue
Mau dikatakan apa lagi, kita tak akan pernah Satu
Engkau disana, aku disini meski hatiku memilihmu
Yang telah kau buat sungguhlah indah, buat diriku susah lupa
(Mantan Terindah-Kahitna)
~ ( oleh @nongdamay)