Warung Bebas

Tuesday, 11 October 2011

Chemistry: 17

How's life? (Epilog part 1)

L E A H

Hidup di luar negeri dengan cara backpacker memang tak semudah yang dibayangkan. Aku rindu semuanya. Surabaya dan semuanya. Sudah waktunya aku settle down. Pekerjaan yang aman yang tetap memungkinkan aku travelling.

F E R D I

Apa kabarnya Leah yah? Semoga dia tetap bahagia. Meski berjauhan dengan Adrian. Aku yakin dia sih tersiksa tanpa blackberry nya. Sepatu Loubutin nya. Make-up Mac yang selalu nempel di tiap senti wajahnya.

Leah.. Leah.

A D R I A N

Aku selalu jatuh hati pada Singapura. Karena Leah. Dia begitu menyukai negara ini. Aku senang memperhatikan celoteh riangnya tentang MRT di negara ini. Betapa bersihnya di sini. Betapa dia menikmati setiap detiknya berjalan di kota ini. Menyusuri Lavender, melewati Kampong Glam, melihat bis-bis cantik melintasi Victoria Street dan ramainya Bugis village.

Leah selalu cerita bahwa dia ingin tinggal disini. Membesarkan anak-anaknya disini. Ahh.. Aku rindu Leah.

Dari terminal 2 Changi airport, aku turun ke arah stasiun MRT. Aku sempat berganti kereta di Tanah Merah. Mengambil East Coast Line MRT menuju Orchard. Orang-orang naik dan turun dari MRT. Kusapukan pandanganku ke arah gerbong lain. Tak begitu banyak orang.

Stasiun Lavender. Banyak orang masuk ke gerbongku. Penuh sesak. Aku berjalan pindah ke arah gerbong lain. Aku tak apa bila harus berdiri.

Lalu, kulihat sosok yang sering kulihat dulu. Aku kenal rambut hitam yang digelung cantik. Aku tahu caranya memegang blackberry. Aku ingat senyum lebarnya. Terbalut seragam kerja berwarna biru dan sepatu berhak tinggi warna hitam. Dia berbeda. Tapi, dia tetap Leah-ku.

Kudekati dia. Lalu, kusapa.

"Halo. Sudah lama menungguku?"


Leah-ku tersenyum. Sesuatu yang aku rindu darinya. Penantian 2 tahunku yang tak sia-sia.


~ (oleh @WangiMS)

0 comments em “Chemistry: 17”

Post a Comment