You should marry him part 3
L E A H
Ibu tidak setuju dengan hubunganku. Hubungan kasih antara aku dan Adrian. Bukan tidak setuju. Belum setuju.
"Aku akan ikut kemanapun kamu pergi." Begitu kataku pada Adrian pagi itu.
"Will you do that?"
Aku mengangguk. Aku yakin.
"Aku gak terburu-buru. Kita pasti bisa melewati ini semua. Dan mendapatkan restu ibumu."
Senyum. Dan genggaman tanganmu. Aku akan merindukannya. Akan sangat merindukannya.
A D R I A N
Leah pergi. Bukan untuk meninggalkanku. Dia ingin mengejar mimpinya. Melanjutkan kuliah. Travelling.
"Cuma setahun atau dua tahun ini kok, sayang. Boleh kan?" Begitu pintanya padaku. Aku tak bisa menolak. Akan kuikuti kemauannya selama dia bahagia.
"Iya. Pergilah." Aku menguatkan pelukanku. "Aku takkan melarangmu. Nikmati waktumu. Beri aku waktu untuk menjemputmu. Waktu untuk ibumu dan restu dari beliau." Kurasakan baju di bagian bahuku basah. Leah-ku menangis. Aku memeluknya semakin erat.
"Lakukan satu hal untukku. Mau?"
"Apa itu?"
"Tetaplah disitu. Jangan jauh-jauh dariku." Leah-ku meminta sesuatu yang mustahil.
"Aku takkan kemana-mana. Kamu tahu dimana mencari aku. Di hatimu." Kukecup keningnya. Dia suka sekali. Lalu, punggungnya menjauh. Tapi aku tahu takkan pernah lama. Dia takkan pernah jauh dariku. Dia akan selalu untukku.
"Tunggu aku disitu, Leah. Genggam hatiku erat-erat." Kutitipkan pesan lewat angin yang bertiup lewat.
~ (oleh @WangiMS)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)