Warung Bebas

Tuesday 20 September 2011

'In Reply To' Yang Tak Kunjung Henti #9

Disaat yang bersamaan mereka melanjutkan komunikasinya lewat Blackberry Messenger. Padahal waktu sudah menunjukkan hampir dini hari tapi keduanya masih belum mengantuk, Randhy pun bercerita seputar kegiatannya bahwa dia tidak bisa tidur karena memikirkan masa depan. Dia sedang menunggu panggilan untuk bekerja di suatu RSUD setelah memutuskan resign di tempat yang sebelumnya. Sembari menunggu, Randhy pun mempersiapkan untuk tes PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dan berencana mengambil Ilmu Penyakit Dalam.
Seketika Bian semakin kagum dengan lelaki tersebut, karena Randhy sangat memikirkan masa depannya. Memang seharusnya begitu, tapi hal ini menjadi sangat spesial mengingat umur Randhy yang masih terbilang muda.
Banyak hal yang mereka bicarakan dan Bian merasa semakin, semakin, dan semakin akrab dengannya. Lalu Bian pun kembali membuka akun twitternya.

(biandadeti)       : @Randhy_ gitu dong. Mau tidur jam berapa? Kan udah gak ada yg dipikirin lagi. :)
(Randhy_)           : @biandadeti bohong kalo ngga ada yang dipikirin lagi. Kamu selalu jadi pikiran. Mau tidur setelah kamu sukses bermimpi. :)
(biandadeti)       : @Randhy_ Kenapa selalu jadi pikiran? Aku punya utang ya :(
(Randhy_)           : @biandadeti kamu punya hutang. Hutang buat menjelaskan, kenapa aku punya perasaan seperti ini padamu
(biandadeti)       : @Randhy_ Perasaan seperti apa kalau aku sendiri tidak tahu. Jadi aku bingung apa yg harus aku jelaskan.
...

Sangat lama menunggu balasan tweet tersebut, hingga Bian berpikir bahwa Randhy sudah bosan membalas tweet2nya dan mungkin ada baiknya komunikasi via BBM saja. Tetapi, Bian tiba-tiba ingat bahwa Randhy pun ingin mempertahankan 'conversationnya' itu.

Hari terakhir, lagi-lagi Bian berencana untuk bertemu @sylvannyenji dan teman-teman yang lain untuk membahas seputar kerjaan isengnya di majalah. Bian yang saat itu mengenakan baju abu-abu, jeans hitam, flatshoes berpita, jepit berpita juga di rambutnya, sudah sampai Ciwalk terlebih dahulu setelah diantarkan oleh kedua orang tuanya yang akan segera kembali ke Jakarta.

Selama kurang lebih 2-3 jam rapat bersama teman-temannya, Bian baru ingat bahwa ada BBM yang belum sempat dibalas. Ternyata dari Randhy,

"Cihampelas macet banget ya. Jam 3 tadi lewat situ."

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, Bian dan Anggi pun bergegas untuk pulang karena takut nanti malam ketinggalan kereta.

Cukup lama Bian mencerna kata-kata Randhy di BBM.

"Jay, kok ini Randhy BBM dia bilang jam 3 lewat Cihampelas? HAH??!! Ke Bandung gitu dia?" Tanya Bian kepada Anggi setelah sebelumnya dia bercerita bahwa sedang dekat dengan Randhy.

"Tanya coba dia lagi di mana? Yaudah ketemuan aja sekalian."

"HAHHHH?!! GILA! Seriusan apa???"

Masih kaget, Bian yang berencana ingin berfoto box dengan Anggi pun menjadi tidak bisa leluasa bergaya di depan kamera.
Banyak tanda tanya di kepala Bian dan akhirnya dia pun menanyakan kepada Randhy.

"Serius? Ngapain ke Bandung? Demi apa?"

Segudang pertanyaan pun langsung dilontarkan dan Randhy pun menjawab, "Demi Tuhan. Mau bukti apa?"

Semakin lemas saat itu dan semakin tidak berkonsentrasi untuk difoto box, Bian pun langsung menerima foto yang dikirim oleh Randhy.

Tidak membaca dengan seksama isi kertas tersebut, yang jelas sangat terlihat 'J.CO Cihampelas Walk'

"JAYYYYYY, dia beneran di Ciwalk dong!!! MATI AJA GUE."

"Nah lho, udah mesra-mesraan gitu di twitter sekarang tweetup."

"AAAAAAKKKK GUE MALU."

"Yaudah jadi mau ketemu apa gak?"

Akhirnya Bian memutuskan untuk bertemu Randhy saat itu, di depan Texas Ciwalk setelah sebelumnya membeli pesanan makanan untuk adiknya Anggi yang sedang dirawat di Rumah Sakit, dan saat itu pula pertama kalinya Bian memiliki nomor handphone Randhy.

Cosmic Girl-nya Jamiroquai yang menjadi ringtone handphone Bian berbunyi ditengah suasana yang semakin membuatnya panik.
Panik karena sudah terlalu sore takut macet dan nanti malam ketinggalan kereta, panik juga karena mau ketemu Randhy. Hmm sepertinya poin nomor 2 lebih mendominasi kepanikannya.

Dan Bian pun langsung mengangkat panggilan di Hpnya tersebut.

"Iya.. Ehmm eh.. Aku di depan Texas."

"Kamu memang di sebelah mananya? Aku juga di depan Texas."

"Aku di bawahnya arah penunjuk jalan, depan Texas."

Tiba-tiba terlihat sesosok lelaki dengan postur tinggi besar, memakai kemeja warna hitam, berkacamata, sambil memegang handphonenya dan...... YA! ITU RANDHY!

*bersambung..


~ (oleh @biandadeti)

0 comments em “'In Reply To' Yang Tak Kunjung Henti #9”

Post a Comment